Bupati Taput Nikson Nababan beberapa waktu lalu saat menerima penghargaan Kepala Daerah Inovatif atas Program Bebas Pasung. PALAPAPOS/Alpon Situmorang

Memanusiakan Manusia, Program Keswa Dinkes Taput Berdampak Positif

TARUTUNG - Program Kesehatan Jiwa (Keswa) Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah dilakukan Dinas Kesehatan selama dua tahun, dengan mengusung jargon "Memanusiakan Manusia" cukup berhasil. dan terbukti sejak dilaksanakan tahun 2017 hingga saat ini, Dinkes Taput telah berhasil melepaskan 17 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Dari data yang dirilis dari Dinas Kesehatan Tapanuli Utara, Program Kesehatan Jiwa (Keswa) berdampak positif, dan terbukti dari bulan Februari hingga Oktober tahun 2017 berhasil menyasar Dua Puluh (20) orang pasien gangguan jiwa yang dipasung dan tahun 2018 terdapat delapan orang penderita gangguan jiwa yang dipasung.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara, dari 20 puskesmas wilayah kerja, tercatat 367 yang sedang menjalani pengobatan melalui puskesmas ataupun monitoring Dinas Kesehatan dengan rincian 347 pasien tidak dipasung (berobat jalan) dan menjalani pemasungan 28 pasien.

Untuk menangani dan melakukan konseling kepada pasien penyakit jiwa, Dinas Kesehatan menggandeng Dokter Spesialis Kejiwaan, yakni Yusak Simanjuntak. Bahkan, dibeberapa kali kunjungan dr Yusak Simanjuntak ikut turun baik ke berbagai kecamatan.

Tentunya, tim Dinkes yang turut mendampingi, yakni Kabid P2P Dinas Kesehatan Risma Panjaitan turun ke sejumlah puskesmas salah satunya puskesmas Aek Raja Kecamatan Parmonangan untuk memantau pasien penyakit jiwa yang telah bebas pasung, sekaligus melakukan kontroling terkait kejiwaannya.

Tim yang turun disambut Kapus Aek Raja Dosen Siringo, yang selanjutnya dr Yusak memeriksa kejiwaan dua pasien yang telah mengalami perubahan dari yang sebelumnya di pasung sekarang sudah kembali berkumpul ke masyarakat.

Menurut Op Lestari Manullang, orang tua dari Arjuna Manalu (pasien gangguan jiwa), menyampaikan terima kasih kepada Bupati Taput Nikson Nababan yang telah membuat program pengobatan kepada anaknya yang sudah delapan tahun sakit jiwa.

“Terima kasih Amang Bupati, Kadis Kesehatan dan puskesmas Aek Raja yang sangat memberikan perhatian bagi kesembuhan anak Saya,“ katanya sambil menitikkan air mata.

Diungkapkannya, perhatian Pemkab Taput melalui Puskesmas sudah sangat dirasakan. “Saya tidak pernah dipungut biaya berobat bahkan sebelum obat anak saya sakit, puskesmas terus mengingatkan agar dijemput. Saya tidak bisa membalasnya, Anak saya saat ini sudah bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai kuli bangunan,“ kata penduduk Aek Raja Dolok tersebut.

Demikian juga kesaksian keluarga pasien Rudol Manalu, penduduk Sisordak Parmonangan yang mengatakan, bahwa saudaranya telah sembuh dan bebas dari pasungan. “Kami pasung kemarin karena sudah mulai mengganggu warga dan untuk menjaga ketertiban terpaksa Rudol dipasung,“ katanya.

Saat ini, Rudol telah bebas pasung namun kami terus membawa ke puskesmas sebelum obatnya habis. ”Terima kasih Pak Bupati atas pengobatan gratis bagi pasien gangguan jiwa. Kami harap pengobatan ini terus berjalan,“ terangnya.

Sementara itu, Rusmawar Sianipar yang merupakan istri dari pasien gangguan jiwa Samras Tambunan, penduduk Desa Sigotom Dolok Nauli, Dusun Hutabaru Pangaribuan, sangat berterima kasih karena suaminya telah bebas pasung dan mulai menjalani kehidupan normal.

“Suami saya telah 13 tahun menderita gangguan jiwa dan sudah banyak rumah sakit yang kami jalani untuk berobat. Bahkan sudah pernah masuk RSJ di Simalingkar, namun sering lari dari sana dengan cara membobol jeruji RSJ,“ ungkap Rusmawar.

Dipasungnya sang suami atas desakan warga yang takut karena sering membuat keributan bahkan mengancam warga. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena setiap hari saya mengantarkan makanan suami saya yang dipasung di belakang rumah,” ujarnya sambil menitikkan air mata.

Program pengobatan sakit jiwa ini diketahui, Rusmawar dari bidan setempat dengan melakukan pendataan dengan berobat rutin dan dikontrol dokter penyakit jiwa akhirnya suaminya sembuh.

“Terima kasih Amang Bupati, karena menurut puskesmas ini adalah program Amang Bupati yang dikerjakan Dinkes. Kami telah merasakan dampaknya dan suami saya tidak dipasung lagi. Kami berharap pengobatan ini terus berlanjut sehingga suami saya sembuh total,“ pintanya.

Selanjutnya, Dokter Spesialis Kejiwaan Yusak Simanjuntak mengakui program Keswa yang dilakoni Pemkab Taput melalui Dinkes Taput cukup berdampak positif dan ia mengakui keluarga pasien penyakit jiwa di daerah ini cukup respon.

“Saya akui program Keswa yang dilakukan Dinkes Taput cukup berdampak, Bupatinya peduli, Kadisnya pun respon itu merupakan faktor pasien jiwa yang dipasung bisa cepat bebas,“ ungkapnya.

Yusak juga mengatakan, pasien yang terkena gangguan jiwa terus minum obat dan tidak boleh berhenti, “ Saya lihat dinasnya peduli, puskesmas juga tanggap, kehadiran saya pun di Taput atas permintaan Bupati, karena mereka punya program Taput ingin daerahnya bebas pemasungan bagi penyakit jiwa,“ katanya.

Diakuinya, daerah ini cukup respon dan bila memang pasien penyakit jiwa ingin sembuh harus ada dukungan penuh keluarga, misalkan membawa berobat, memberi minum obat bahkan memberi dukungan agar cepat sembuh. “Saya yakin dengan dukungan penuh Bupati dan juga Kadis Kesehatan program Keswa ini dapat secara kontinu berjalan,“ ujarnya.

Para pasien yang dilepas pasung dari keluarganya dirawat di Rumah Sehat Jiwa (RSJ) yang berada di Kecamatan Pangaribuan. Ditempat itulah mereka menjalani hari-hari dengan dirawat tim medis sekaligus rutin dilakukan konseling kejiwaan.

Akibat inovasi dibidang pelayanan masyarakat melalui Taput Bebas Pasung dengan membuat Rumah Sehat Jiwa (RSJ), Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan kembali menerima penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2018.

Anugerah tersebut diserahkan, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Soni Sumarsono bertempat di Anjungan City Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (30/8) malam.

Penganugerahan Kada Inovatif yang digagasi Sindo diserahkan kepada 35 Kepala Daerah penerima penghargaan KDI 2018 yang terdiri dari 19 Bupati, 12 Walikota dan 4 Gubernur.

Bupati Nikson Nababan kepada para awak media bahwa inovasi ini muncul karena melihat penderitaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dipasung dan tidak mendapat pengobatan yang layak.

"Sebagai langkah awal, melalui Dinas Kesehatan kita melakukan pendataan penderita untuk dibebas-pasungkan, selanjutnya dirawat di Rumah Singgah yang kita dirikan dengan keterbatasan dana yang ada," katanya.

Nikson juga menyampaikan, selain telah banyak penderita ODGJ yang telah sembuh dan kembali kepada keluarganya, masih banyak penderita masih dalam tahap penyembuhan melalui rawat inap maupun rawat jalan.

"Saya berharap setelah sembuh, mereka (para penderita ODGJ) dapat diterima dengan baik ditengah-tengah keluarga dan masyarakat serta mampu melakukan aktifitas layaknya orang normal," tambah sembari menuturkan, dengan penghargaan ini, ia bertekad mengupayakan Tapanuli Utara Bebas Pasung 2019.

Kabid P2P Risma Panjaitan, Kamis (13/12/2018) mengatakan, program Keswa yang telah meraih penghargaan dalam Hari Otonomi Daerah itu akan terus berjalan di tahun 2019. "Kita bersyukur program Rumah Sehat Jiwa telah berhasil menyembuhkan warga yang selama ini dipasung keluarganya dan juga mendapat penghargaan," katanya.

Dikatakannya, tahun depan sesuai dengan keinginan Bupati Nikson Nababan, 2019 Taput Bebas Pasung dan masih ada pekerjaan rumah (PR) Dinkes yang harus dituntaskan. "Masih ada utang 11 lagi warga terganggu jiwanya masih menjalani pemasungan. Dan itu target kita menuntaskannya," tambahnya.

Namun, masih ada kendala dilapangan bagi ke sebelas penderita gangguan jiwa tersebut yakni keluarga masih belum merelakan dimasukkan ke Rumah Sehat Jiwa (RSJ). "Kita akan membujuk pihak keluarga penderita dan menginformasikan di RSJ itu telah banyak yang sembuh serta dikembalikan ke tengah-tengah masyarakat," terangnya.

Sesuai dengan metode pengobatan, pasien selama tiga bulan dirawat, dibimbing dan konseling di Rumah Sehat Jiwa. Dan dari hari kehari tetap dipantau Dinkes. Bahkan, dari yang sembuh itu ada yang sudah kembali bekerja, seperti bertani ataupun membantu orang tuanya. "Informasi dan fakta itu nantinya modal kita meyakinkan keluarganya sehingga target Taput 2019 bebas pasung tercapai," pungkasnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Janri Nababan membenarkan program Keswa yang difokuskan untuk menangani pasien terganggu jiwanya. Dikatakannya, program itu aktif berjalan sejak Februari tahun 2017 dan tahun sebelumnya pihaknya telah meminta data resmi dari puskesmas siapa warga yang terganggu kejiwaanya.

“Keinginan Bupati kedepan, jangan ada lagi pasien sakit jiwa yang dipasung karena mereka juga manusia, makanya kita intens turun ke lapangan dan memberikan pengobatan gratis ke pasien. Dan kita akan tetap fokus untuk menangani pasien penyakit jiwa hingga sembuh sesuai dengan arahan pimpinan,“ tukasnya. 

Janri menegaskan, target Taput Bebas Pasung tahun 2019 optimis akan tercapai dengan melihat angka penuntasan tahun ini. "Tinggal 11 lagi yang akan kita coba tuntaskan, berbagai kendala serta pendekatan ke pihak keluarga untuk merelakan mereka ditangani akan dioptimalkan. Buktinya dengan keberadaan Rumah Sehat Jiwa 17 pasien terpasung sebahagian telah dikembalikan ke masyarakat," pungkasnya. (als)

Previous Post Dekranasda Taput Dorong Revitalisasi Tenun Demi Penuhi Permintaan Pasar
Next PostPPK Dan PPS Diingatkan KPU Jangan Lakukan Kecurangan