Bupati Taput Nikson Nababan disaksikan Ketua P3MG Amudi Lumbantobing, dan Maruli Panjaitan memukul taganing membuka acara pagelaran. PALAPA POS/Hengki Tobing

Nikson Harapkan Pagelaran Musik Gereja Etnis Dongkrak Pariwisata di Taput

TAPUT - Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan didampingi anggota DPRD Maruli Panjaitan serta beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten setempat membuka Pagelaran Musik Gereja Bernuansa Tradisi Etnis Ke-9 Tahun 2018 dengan tema 'Langit dan Bumi Pujilah Tuhan' di Gedung Serba Guna, Tarutung, Sabtu (24/11/2018) malam.

"Saya berharap acara ini memberikan dampak bagi kehidupan rohani di Gereja. Pagelaran ini sudah menjadi agenda tahunan. Hendaknya semakin dikemas untuk mendongkrak pariwisata dan pengembangan 'home industry' di Tapanuli Utara," kata Nikson membuka sambutannya.

Kedepan lanjut Nikson, untuk lebih memaksimalkan kegiatan tersebut, Pusat Pengkajian dan pengembangan Musik Gereja ( P3MG) selaku pelaksana kegiatan pagelaran agar lebih dapat berkordinasi dengan Dinas Pariwisata dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut juga agar ditambah sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

"Soal waktu pelaksanaan kegiatan pagelaran ini juga agar disesuaikan dengan kegiatan Pariwisata," ujar Bupati.

Terakhir, ia menyampaikan selamat datang bagi para pengisi acara pagelaran. Selanjutnya, Bupati Nikson didampingi undangan melakukan pemukulan taganing sebagai tanda resminya dibuka dan pemberian cendera mata kepada para peserta.

Ketua Panitia Pelaksana, Natan Lumbantobing dalam laporannya mengatakan, acara pagelaran dilaksanakan atas Kerjasama Pemkab Tapanuli Utara dan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Musik Gereja (P3MG).

Pagelaran menampilkan pertunjukan dari Talita Kum Voice Choir ASM HKBP Pasar Melintang Medan, Paduan Suara SMA Unggul DEL Laguboti, Etnomusikologi USU membawakan musik gereja bernuansa etnis tradisi Minang dan Karo, PSM IAKN Tarutung, etnis Nias, etnis Mentawai, Parpulengan Mahasiswa Pakpak dan Artis Dompak Sinaga, Tiur Tobing, Siska Tobing. 

Sebelumnya, Ketua P3MG, Amudi Lumbantobing menjelaskan, ada sejumlah alasan dan tujuan mengapa kegiatan pagelaran musik gereja bernuansa etnis dilaksanakan bahkan sampai kali kesembilan.

Diantaranya, untuk memberi pemahaman bahwa musik gerejawi etnis tradisional juga sama maknanya dalam memuji Tuhan dibandingkan dengan musik dari barat atau modern yang saat ini justru lebih banyak digunakan.

"Pagelaran itu juga dapat lebih mempererat dan memupuk tali persaudaraan antar etnis, menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia melalui musik etnis tradisionalnya," kata dia. (eki)

Previous Post 14 Calon Anggota KPAD Taput Ikuti Ujian Tertulis
Next PostBupati Humbahas Ajukan RAPBD 2019 Rp 1,4 Triliun