
Salah satu orangtua murid, D Simamora saat melakukan klarifikasi ke SMAN 1 Lintong Nihuta. PALAPAPOS/Andi Siregar
Dugaan Punguli SMAN 1 Lintong Nihuta, DS Diminta Minta Maaf ke Orangtua Murid
DOLOK SANGGUL - Seputar dugaan pungutan liar (pungli) di Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Lintong Nihuta, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Provinsi Sumatera Utara, oknum guru DS, yang nota bene wali kelas XII IPA 1, harus minta maaf kepada orangtua murid.
Pasalnya, tindakan oknum DS telah membuat keresahan kepada para orangtua murid. Hal itu ditegaskan, salah satu orangtua siswa kelas XII IPA 1, SMAN 1 Lintong Nihuta, D Simamora kepada wartawan, Selasa (2/4/2019).
Katanya, selain melakukan pungli kepada para siswa, oknum guru tadi sudah menghina para orang tua melalui muridnya dengan mengatakan, bahwa orangtua siswa di telapak kakinya (oknum DS, red).
“Sebagai orang tua murid, sekaligus alumni SMAN 1 Lintong Nihuta tahun 1988, tidak berterima atas pernyataan DS yang menghina paraorangtua melalui muridnya. Dalam hal ini, kami para orangtua sudah melakukan klarifikasi langsung kepada pihak sekolah melalui Kasek Jonner Sihombing dan Wakasek Abidin Nababan,” ujarnya.
Masih kata Simamora, dari klarifikasi tadi, menurut Kasek, masalah ini akan terlebih dahulu ditangani pihak sekolah secara internal, Jumat (5/4/2019) mendatang, usai pelaksanaan UNBK. Selanjutnya, Selasa (9/4/2019) pekan depan, akan mengundang orangtua murid beserta para siswa untuk duduk bersama.
Simamora mengatakan, bahwa dirinya tidak ada masalah sentimen pribadi dengan DS. Namun, katanya, melalui kesepakatan para orangtua murid, perbuatan DS sudah tidak dapat ditolerir dan harus diambil tindakan.
Hal ini juga mendapat dukungan alumni SMAN 1 Lintong yang baru menyelesaikan studi dari SMAN 1 Lintong Nihuta. Sebab menurut siswa dan para alumni sekolah itu, oknum DS merupakan guru yang kejam.
Katanya lagi, bahwa permintaan maaf DS harus dilakukan di media juga dengan surat pernyataan diatas materai. Tidak asal-asal minta maaf tapi agar ada pegangan bagi pihak sekolah dan orang tua murid.
Hal ini juga diharapkan menjadi pembelajaran bagi para guru lainnya agar SMAN 1 Lintong Nihuta dapat maju dan tidak ada diskriminasi atau yang mencemari.
“Permintaan maaf tidak segampang mengucapkan, namun harus ada surat pernyataan yang bisa dipegang pihak sekolah dan orangtua murid,” tukasnya.
Terpisah, oknum DS saat dimintai tanggapannya mengaku bersedia minta maaf. Namun dasar permintaan maaf itu harus diketahui terlebih dahulu, jangan sepihak.
“Untuk kebaikan bersama, kita mau minta maaf. Tapi apa dasar permintaan maaf tersebut, harus jelas. Dalam hal permintaan maaf itu, harus terlebih dahulu duduk bersama dengan para siswa dan orangtua yang difasilitasi kepala sekolah,” ungkap DS.
Dia memaparkan, bahwa apa yang dituduhkan para siswa dan orangtua tidaklah benar. Termasuk penghinaan kepada para orangtua. “Saya kira, saya tidak pernah menghina orangtua murid. Tapi kalau untuk kebaikan bersama saya bersedia minta maaf katanya,” ungkapnya. (and)