Pasien ODGJ di Rumah Sehat Jiwa (RSJ) Pangaribuan sembari pemulihan juga diajari bercocok tanam. PALAPA POS/Alpon Situmorang

Sejak Digulirkan Januari 2018, Rumah Sehat Jiwa Pangaribuan Pulihkan 38 Pasien ODGJ

TAPANULI UTARA - Sejak dicetuskan pendiriannya awal Januari 2018 oleh Bupati Taput Nikson Nababan. Program Kesehatan Jiwa (Keswa) dimotori Dinas Kesehatan melalui Rumah Sehat Jiwa (RSJ) bagi warga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) telah berhasil memulihkan 38 pasien.

Rumah Sehat Jiwa (RSJ) yang dipusatkan penanganannya di Puskesmas Pangaribuan dikhususkan menangani orang yang terpasung. Dari data yang dihimpun, sejak tahun 2018 sebanyak 24 ODGJ yang dipasung dibebaskan dan dikirim untuk dirawat.

Menyusul tahun 2019 program tersebut terus digulirkan dan telah ditangani ODGJ yang dipasung sebanyak 20 orang. Dan untuk tahun 2020, warga ODGJ yang dipasung untuk awal Januari dibebaskan serta dirawat di RSJ 1 orang.

Rosminta Simanjuntak selaku pengelola RSJ membenarkan bila ditotal sejak tahun 2018 ada 45 ODGJ yang dipasung dirawat.

“Dua tahun berjalan sebanyak 45 ODGJ sudah ditangani disini dan 38 diantaranya sudah dipulihkan baik fisik maupun psikisnya serta dikembalikan ke keluarganya masing-masing," ungkap Rosmita Rabu (22/1/2020).

Saat ini, RSJ yang berada dibawah pimpinan Kapus Edward Sihombing tinggal menangani 7 orang pasien.

“Pasien yang dirawat disini paling cepat 3 bulan sudah pulih, dan memang ada dua orang yang hampir setahun disini karena tidak punya keluarga," kata dia.

Keseharian penanganan ODGJ di RSJ sebut Rosmita yakni sekali sebulan dikunjungi dokter spesialis kejiwaan disamping dirawat dokter umum.

“Mereka semuanya gratis makanan, pengobatan maupun pelayanan kesehatannya," ujarnya.

Terpisah Kapus Edward Sihombing mengatakan, keberadaan RSJ bagian program Bupati Nikson Nababan sarat kemanusiaan.

“Awalnya karena beliau mendengar ada pemasungan bagi warga yang terkena gangguan jiwa, makanya dibuatlah program ini. Dan ternyata sangat berdampak luas," ungkapnya.

Para pasien ODGJ, sebut Edward dilatih bersosialisasi, senam, bercocok tanam sembari pemulihan.

“Kalau menurut dokter spesialis sudah boleh pulang, kita kirim ke keluarganya. Tapi kita tetap mintakan agar keluarganya bekerjasama demi pemulihannya baik berupa rutin memberikan obat," kata Edward. (als)

Previous Post DPRD Kota Bekasi Dorong Dinas Pendidikan Terbitkan Peraturan Terkait 'Outing Class'
Next PostRUPSLB Tetapkan Irfan Setiaputra Dirut Garuda Indonesia