Salah satu petani cabai tengah mengeluh dan meratapi tanaman cabe miliknya atas turunnya harga cabe. PALAPAPOS/Andi Siregar

Petani Menjerit, Cabai Merah Melemah di Level Rp 5.000 Per Kg

DOLOK SANGGUL - Cabai merah tidak lagi memberi rasa pedas bagi konsumen. Sebaliknya cabai merah justru memberi rasa manis bagi konsumen sehingga membuat petani menjerit. Pasalnya, harga pelengkap bumbu dapur itu melemah di level Rp5 ribu per kg.

Salah satu petani dari Desa Hutapaung, Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Esli Br Siregar (55) saat menjual hasil penennya di pasar tradisional Dolok Sanggul, Kamis (10/1/2019) kepada wartawan mengaku pasrah, cabai miliknya dihargai Rp5.000 per Kg.

“Kita tadi membawa hasil panen sebanyak 500 Kg. Ya kita mau bilang apa dengan harga jual cabai yang rendah. Mau nangis kita, tidak mungkin. Kita harus pasrahlah untuk menghibur diri. Karena semua petani cabai mengalami nasib yang sama,” ujarnya.

Dia menguraikan, situasi ini sudah berlangsung beberapa pekan terakhir mulai akhir Desember tahun 2018. Bahkan menjelang tahun baru 2019, harga cabai merah justru makin menurun pada posisi Rp7.000 hingga Rp5.000 Kg.

“Mungkin para petani berharap, bahwa pada awal tahun harga pangan termasuk cabai akan menanjak sebab permintaan akan semakin meningkat. Namun kenyataan berbalik bahkan jauh dari harapan,” ungkapnya.

Rendahnya harga jual cabai, menurut Esli tidak terlepas dari permainan pasar dan agen. Disisi lain, produksi cabai yang membludak dan hampir merata disetiap daerah.

“Harapan kita, situasi ini harus menjadi perhatian pemerintah sebab petani menyambung hidup dari hasil pertaniannya. Beda dengan karyawan swasta dan pegawai di lingkungan pemerintah,” ujarnya.

Sementara itu, Lasmi Silaban, agen cabai merah kepada wartawan mengakui lemahnya harga cabai merah yang makin merosot pada level Rp5 ribu per Kg dalam dua bulan terakhir. Parahnya, Lasmi memprediksi, harga cabai merah bakal semakin merosot sehingga para petani terancam mengalami rugi besar.

“Harga cabai merah ini cendrung labil. Dan prediksi kita kondisi sekarang akan terus mengalami penurunan hingga level paling bawah. Pasalnya, hampir setiap daerah memproduksi cabai merah. Belum lagi produksi dari daerah sentra pertanian seperti Tana Karo, Simalungun dan daerah lainnya,” pungkasnya.

Disisi lain, kata Lasmi, selain cabai merah, harga tomat juga mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Jika akhir tahun lalu harga tomat bertengger di level Rp7 ribu per Kg, saat ini harga tomat justru merosot pada level Rp4 ribu per Kg.

Demikian juga untuk untuk tanaman sayur mayur. Sayur kol misalnya, saat ini sayur kol dihargai Rp25 ribu per karung atau Rp700-800 per Kg. Katanya, awal tahun ini hampir semua hasil pertanian mengalami penurunan yang mengakibatkan para petani merugi besar.

Atas situasi ini, harapan kita, pemerintah dapat mengambil sikap sehingga penurunan harga jual hasil pertanian tidak berangsur lama. “Kondisi sekarang, pemerintah harus tanggap. Setidaknya membangun pangsa pasar ke luar daerah,” ujarnya. (and)

Previous Post BI dan Pemkab Taput Diskusi Kerjasama Pengembangan Kerajinan Tenun
Next PostSayur Kol Terjun Bebas Rp 25 Ribu Per Karung