
Dokter spesialis mata Frangky Sihombing diabadikan dengan Lastiur Sitorus dan suaminya Ripson Siregar sebelum memasuki ruang operasi. PALAPA POS/ Alpon Situmorang
RSUD Tarutung Operasi Katarak Gunakan Teknologi Fakoemulsifikasi
TAPANULI UTARA - Berbagai terobosan dan inovasi terus digeliatkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Teranyar, operasi bedah katarak sedang diuji coba dengan menggunakan mesin teknologi Cold Phacoemulsification atau Fakoemulsifikasi.
Uji coba bedah katarak dipusatkan di instalasi ruang bedah sentral RSUD Tarutung dilakukan dokter spesialis mata Frangky Sihombing, Sabtu (26/3/2022). Sebelum memasuki ruang operasi, Frangky mengatakan, lima pasien katarak yang akan dioperasi.
"Tadinya delapan pasien, namun hasil screening hanya lima pasien yang kita bedah hari ini,"ujar Frangky yang terhitung empat bulan melayani di RSUD Tarutung.
Dokter yang juga bertugas di Porsea, Kabupaten Toba tersebut membenarkan RSUD Tarutung rumah sakit tipe B terbesar yang melakukan bedah katarak dengan teknologi Fakoemulsifikasi.
Terhitung ada tiga rumah sakit yang menggunakan metode operasi katarak memakai mesin, yakni RSU Dolok Sanggul dan Sint Lucia Siborongborong.
"Banyak keuntungannya, pasien hanya menunggu satu minggu dan kembali normal melihat satu hingga dua hari. Juga cara itu menekan dampak infeksi maupun pendarahan pasca operasi,"ucapnya.
Namun, Frangky menyayangkan BPJS membatasi jumlah pasien, hanya bisa mengcover delapan pasien dalam satu bulan.
"Padahal warga Taput menderita katarak angkanya cukup tinggi, namun karena pihak BPJS hanya membolehkan delapan pasien bisa ditangani dalam sebulan. Kita sebenarnya bisa maksimalkan bila BPJS tidak melakukan pembatasan,"ungkapnya.
Penggunaan mesin kata dia, kerjasama dengan PT MCM sembari menunggu Pemkab Taput mampu membeli alat tersebut.
"Kita masih KSO dengan PT MCM, ya kita harapkan dengan jumlah penderita katarak cukup tinggi di Taput, Pemkab bisa kedepannya membeli mesinnya sehingga meminimkan penderita katarak serta memaksimalkan pelayanan,"pungkasnya.
Salah satu pasien Lastiur Sitorus (38) yang akan dibedah katarak berharap teknologi tersebut bisa membuat kesembuhan penyakitnya.
"Sudah lima tahun saya menderita katarak, dua kali gagal dioperasi. Saya harap nantinya lancar,"ujarnya.
Lastiur yang saat itu didampingi sang suami Ripson Siregar menyampaikan terima kasih atas adanya teknologi bedah katarak.
"Ini suatu terobosan yang dilakukan pihak rumah sakit, semoga ada inovasi lainnya guna mengoptimalkan pelayanan kesehatan,"harapya.
Direktur RSUD Tarutung dr Janri Nababan membenarkan uji coba operasi katarak dengan menggunakan mesin berteknologi.
"Ini salah satu optimalisasi penanganan dan pelayanan pasien. Adanya mesin itu akan mengatasi dampak ataupun efek samping pasca operasi, dan pasien bisa dengan cepat melihat dengan normal seperti sebelumnya,”pungkasnya.
Penulis : Alponso