Jembatan Sidua-dua, Desa Sibanganding, Parapat, Kabupaten Simalungun, saat dihantam longsor. PALAPA POS/Istimewa

Walhi: Usut Pengrusakan Kawasan Hutan Lindung Parapat

MEDAN - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara meminta Polres Simalungun dan Dinas Kehutanan setempat mengusut tuntas dugaan adanya kegiatan perkebunan yang merusak kawasan hutan lindung Parapat.

"Pendiriaan perkebunan di kawasan hutan lindung itu tidak diperbolehkan dan jelas melanggar Undang-undang, serta pelakunya dapat dipidana," kata Direktur Eksekutif Sumut, Dana Prima Tarigan di Medan, Senin (14/1/2019).

Ia mensinyalir penyebab longsor yang menutupi jembatan Sidua-dua, Desa Sibanganding, Parapat, Kabupaten Simalungun, karena adanya alih fungsi hutan lindung.

"Hal itu, tidak boleh dibiarkan dan harus diproses secara hukum untuk memberikan efek jera terhadap pelaku," ujar Dana.

Ia mengatakan, warga masyarakat maupun pihak perusahaan swasta yang menjadikan kawasan hutan sebagai perkebunan adalah pelanggaran hukum yang sangat berat. Warga maupun pihak swasta, harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, yang telah merusak lingkungan tersebut.

"Polres Simalungun diharapkan agar secepatnya menemukan pelaku yang membuka perkebunan di pegunungan Parapat," ucap dia.

Dana menyebutkan, sangat prihatin peristiwa longsor yang terjadi secara berulang-ulang sebanyak delapan kali dan menutupi badan Jalan Pematang Siantar-Simalungun yang dilalui mobil dinas, mobil pribadi, serta bus angkutan umum.

Hal tersebut, juga meresahkan warga maupun pengguna jalan lintas Sumatera (Jalinsum) karena merasa tidak nyaman dan takut tertimbun longsor.

"Selain itu, kendaraan roda empat dan roda dua, terpaksa harus melalui jalan alternatif yang ditempuh cukup jauh, serta berkelok-kelok dan cukup melelahkan," kata Pemerhati Lingkungan itu.

Sebelumnya,`arus lalu lintas di jalan nasional di kawasan Parapat, Kabupaten Simalungun masih memberlakukan sistem buka tutup karena longsor, Minggu (13/1/2019) kira-kira pukul 02.00 WIB.

Material longsor menutupi ruas jalan di jalur menuju salah satu kawasan wisata utama di Sumatera Utara, tepatnya di jembatan kembar Sidua-dua.

Kapolsek Parapat, AKP Bambang Priyatno ketika dihubungi Minggu sore mengatakan, tim masih melakukan pembersihan material longsor dari kawasan hutan Bukit Bangun Dolok.

"Longsoran cukup besar hingga menutup dua jalur jembatan kembar," katanya.

Tim berupaya membersihkan satu jalur lagi sampai malam hari supaya arus lalu lintas pada keesokannta bisa normal lagi, itupun jika tidak ada longsor susulan. Longsor di kawasan tersebut, setidaknya sudah terjadi sebanyak sembilan kali dalam sebulan terakhir. (ant)

Previous Post Pemkab Taput Sambut Baik Rencana UNESCO Laksanakan Bootcamp Wirausaha Muda Kreatif
Next Post500 ASN Pemkot Bekasi Dijerat Sanksi Sosial