Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. PALAPA POS/Yudha. (Foto-ist).

Venomena Post -Truth ala Dedi Mulyadi

KOTA BEKASI - Akibat perbuatan yang dilakukan oleh Harty Muntako yang diduga dengan sengaja merekam istri dari Wali Kota Bekasi, Wiwiek Hargono yang hendak mengungsi di salah satu hotel berbintang di Kota Bekasi lantaran wilayah perumahan nya terdampak banjir. Atas hal itu Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung menegur tanpa mengkonfirmasi langsung ke yang bersangkutan.

Terlebih pria yang menjabat sebagai nomor satu di Jawa Barat itu dengan lantang mengatakan bahwa istri Wali Kota Bekasi memamerkan kemewahan ditengah bencana dan tidak hadir ditengah masyarakat saat bencana melanda.

Pernyataan tersebut tentunya hanya sebatas spekulasi yang dilontarkan langsung dan spontan oleh Dedi Mulyadi tanpa melihat langsung ke lokasi banjir.

Wiwiek Hargono diketahui sebelumnya turun langsung menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir di Kecamatan Bekasi Selatan, Selasa (4/3/2025). Bantuan berupa makanan diberikan kepada warga yang saat itu belum tersentuh bantuan.

Melihat hal tersebut, Pegiat Media dan Media Sosial, Muhammad Yuri mengatakan fenomena ini disebut dengan Post -Truth atau Era Pasca Kebenaran.

“Di era post-truth ini, fakta-fakta objektif kurang berpengaruh dalam pembentukan opini publik dibandingkan emosi dan keyakinan pribadi. Di era  ini, orang tidak lagi mencari kebenaran dan fakta melainkan afirmasi dan konfirmasi dan dukungan atas keyakinan yang dimilikinya. Dahlan Iskan, mantan Direktur Utama Jawa Pos Grup dan Mentri BUMN pernah menyebut-nya sebagai era “kebenaran baru”, yakni kebenaran yang berbeda dengan kebenaran yang sesungguhnya,” terangnya.

Lebih lanjut, ia beranggapan bahwa Dedi Mulyadi seperti orang yang baru berkiprah di dunia politik. Yang dimana menurut Yuri seharusnya pria yang akrab disapa KDM itu melakukan komunikasi secara personal dengan yang bersangkutan.

“Sangat tidak etis, menegur ditengah keramaian dan diperparah teguran itu merupakan Post -Truth. Hanya mengandalkan informasi dari media sosial, yang nyatanya itu bertolak belakang dari faktanya,” tambahnya.

Yuri juga mengimbau agar ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, terkhusus Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, agar berhati-hati dalam membuat konten.

"Kita ketahui, KDM memang aktif sekali di medsos. Sampai banyak pihak yang mengatakan beliau ini Gubernur Medsos. Tapi kembali ke-esensi sebagai kepala daerah tingkat 1, KDM harus lebih bijak dalam menyaring informasi di media sosial. Justru memberi contoh untuk menolak berada di dalam fenomena Post -Truth. Jangan justru ikut arus berselancar pada isu Post -Truth dan membuang fakta kebenaran," tukasnya. (***).

Previous Post Pemilik Resto Wulan Sari Diduga Sengaja Rekam Wiwiek Hargono Sedang Ngungsi di Hotel
Next PostRieke Diah Pitaloka : Normalisasi Sungai di Bekasi Harus Segera Diselesaikan