
Kapus Sitadatada Bungani Sirait saat menyerahkan sertifikat imunisasi kepada ibu Balita dua tahun di Desa Hutaraja Kecamatan Sipoholon. PALAPA POS/ Alpon Situmorang
Tiga Inovasi Puskesmas Sitadatada, ' Bola Kasti' Ikut Diperlombakan
TAPANULI UTARA - Tiga bulan Bungani Sirait dipercaya Bupati Tapanuli Utara Dr.Drs.Nikson Nababan, MSi sebagai Kepala Puskesmas Sitadatada Kecamatan Sipoholon, telah meluncurkan tiga inovasi mengoptimal pelayanan kepada pasien di wilayah kerjanya.
Tiga bulan ditugaskan dan tiga inovasi, artinya satu inovasi tiap bulan telah diciptakan mantan Kapus Aek Raja Parmonangan tersebut.
Kepala Puskesmas Sitadatada Bungani Sirait kepada palapapos.co.id membenarkan tiga inovasi yang telah diterapkannya kepada pasien.
"Sudah ada tiga inovasi, yakni Bola Kasti, Sipudan dan Gerams ,"kata Bungani Sirait, Kamis (13/7/2023).
Dari ketiga inovasi tersebut, Bungani mengungkapkan Bola Kasti inovasi yang akan diperlombakan bersama dengan inovasi dari sejumlah Puskesmas yang ada di Taput.
Bungani menyebut, inovasi Bola Kasti (Box Reminder) merupakan kotak pengingat bagi petugas kesehatan untuk memberikan imunisasi sasaran.
"Box reminder atau kantong imunasi dan sertifikat imunisasi supaya bayi dua tahun lengkap imunisasi dan terdata. Bagi ibu Baduta yang lengkap imunisasi bayinya akan diberikan hadiah sertifikat,"terang Bungani.
Sedangkan keuntungannya Bola Kasti, setelah dewasa mereka sudah lengkap imunisasi campak, tetanus.
"Saat mereka calon pengantin dua puluhan tahun mendatang, nanti bidan akan menanyakan apakah mereka sudah lengkap imunasinya, dan itu bisa dilihat melalui sertifikat ataupun di cek di laman Puskesmas Sitadatada melalui scan Barcode,"tambahnya.
Artinya, jika sang ibu calon pengantin lengkap imunisasinya, maka bayi yang akan lahir akan sehat.
"Pasti sang Ibu juga akan melakukan hal yang sama ke bayinya melengkapi imunisasi bayi,"imbuhnya.
Sedangkan inovasi yang saat ini menjadi bagian dari program kerja Puskesmas Sitadatada, Bungani memaparkan, yakni Sipudan (skrining dan jemput dahak kerumah pasien terduga TBC).
Para Bidan ataupun Perawat yang bertugas di wilayah kerja Sitadatada melakukan kunjungan rumah pasien terduga TBC, melakukan skrining pasien, menampung dan menjemput dahak pasien, melakukan pemeriksaan dahak dengan TCM (tes cepat mokelur), melakukan follow up bagi pasien terduga penderita TBC dan penyuluhan bagi keluarga, menganjurkan anggota keluarga menjadi pengawas obat makanan (POM).
Untuk gerakan aksi mencegah HIV, AIDS dan Syphilis (Geramas) dilakukan dengan metode 4 T/
Temukan, yakni mencari sasaran atau masyarakat beresiko lainnya baik ke fasilitas kesehatan atau secara online melalui aplikasi.
Tes, skrining awal dan pemeriksaan laboratorium dengan rapid tes HIV atau Syphilis.
Terapi, memberikan pengobatan dengan hasil reaktif atau melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan (ke PDIP atau RSUD) serta tindaklanjuti yakni melakukan follow up dan edukasi penderita HIV atau Syphilis .
Bungani mengatakan, Puskesmas Sitadatada merupakan Puskesmas non rawat inap yang berada di Desa Pagarbatu punya visi pelayanan prima menuju masyarakat yang sehat.
Dengan mengemban misi memberikan pelayanan kesehatan bermutu, mudah, cepat, dan tepat, menyelenggarakan pelayanan administrasi dan manajemen berkualitas, meningkatkan pemberdayaan dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan, tutupnya.
Penulis: Alponso