IST.

Sayed Abubakar : Jangan Bungkus Rencana PLN Sebagai Keberhasilan Politik

PEKANBARU - Mantan Anggota Komisi VII DPR RI, Sayed Abubakar Assegaf, mengkritik keras pernyataan Gubernur Riau yang mengklaim keberhasilan melobi proyek kabel bawah laut dari PLN sebagai prestasi pribadi. Menurutnya, narasi tersebut tidak mencerminkan proses panjang dan kompleks yang sebenarnya terjadi dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan.

“Jangan bungkus rencana lama PLN sebagai keberhasilan politik hari ini. Proyek kabel bawah laut itu bukan hasil lobi mendadak, tapi bagian dari RUPTL  (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 ) yang sudah dibahas sejak bertahun-tahun lalu,” tegas Sayed dalam keterangannya, Selasa (11/6/2025).

"Proyek itu bukan prestasi baru. Itu bagian dari rencana jangka panjang PLN yang selama ini tertunda karena kendala anggaran. Sekarang ketika proyeknya jalan, jangan diklaim seolah hasil satu pertemuan dengan direksi PLN,” sambung Sayed.

Sayed mengingatkan bahwa rakyat saat ini lebih membutuhkan solusi nyata ketimbang narasi-narasi politik yang berlebihan. Ia mencontohkan kondisi kelistrikan di Pekanbaru yang masih memprihatinkan. Pemadaman listrik masih terjadi rutin di berbagai kecamatan, dari Rumbai hingga Tampan.

“Kalau benar sudah berhasil bawa proyek besar, kenapa Pekanbaru masih padam 3–4 kali seminggu? Kabel di laut boleh menyala, tapi kalau lampu rumah rakyat masih gelap, itu bukan keberhasilan,” kata Sayed.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur kelistrikan memerlukan proses panjang: studi kelayakan, AMDAL, izin lintas kementerian, hingga persetujuan investasi multiyears. Semua itu bukan sesuatu yang bisa dicapai dalam waktu semalam, apalagi hanya dengan kunjungan ceremonial.

Lebih lanjut, Sayed mengingatkan agar para pemimpin tidak menanamkan harapan semu kepada masyarakat. Ia menilai, menyebarkan narasi keberhasilan yang belum tentu tuntas dapat menimbulkan kekecewaan kolektif di kemudian hari.

“Kalau narasinya terus digoreng, nanti publik kecewa karena tak sesuai realita. Politik jangan sampai jadi panggung ilusi. Yang dibutuhkan rakyat adalah terang, bukan tepuk tangan,” ujarnya.

"Berhenti menjual rencana orang lain sebagai prestasi sendiri. Fokuslah menyelesaikan masalah dasar seperti kestabilan listrik di kota dan desa, sebelum membangun mimpi di dasar laut," tukasnya. (*)

Previous Post Pembersihan Puing Bangli Dilakukan Bertahap, Pemkot Kekurangan SDM
Next PostTri Adhianto : Dua Flyover Penghubung ke Bantargebang Segera Dibangun