
Bupati Taput Nikson Nababan saat menerima kunjungan investor dalam rangka menjajaki pendirian kilang padi di Taput. PALAPA POS/Alpon Situmorang
Pemkab Taput dan Investor Jajaki Kerjasama Pendirian Kilang Padi
TAPANULI UTARA - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Pemkab Taput) dibawah kepemimpinan Bupati Nikson Nababan dan Wabup Sarlandy Hutabarat yang salah satu visi misinya Lumbung Pangan mencoba berbagai kiat percepatan pembangungan berbasis pertanian.
Salah satu upaya percepatan itu yakni membentuk tim yang dikendalikan Dinas Pertanian untuk mengidentifikasi masalah dan solusi disektor yang mayoritas mata pencaharian warga Taput.
Selain itu juga agar produksi beras Taput bisa mensejahterakan petani, dijajaki kerjasama dengan investor pendirian pabrik penggilingan padi (Rice Milling Unit).
Hal itu diungkapkan Bupati Taput Nikson Nababan dihadapan Anthony Budiawan (PT Niaga Global Modern Indonesia) dan Peter Tangkah (PT Toba Muda Mandiri Agro), di rumah dinas Bupati, Senin (20/1/2020) malam.
“Selama ini beras dari kita banyak digiling di luar Taput dan dibuat merknya serta dipasarkan, padahal itu gabah dari Taput, tapi dibilang dari daerah yang punya kilang padi," ungkap Nikson yang tampak juga hadir jajaran Kejaksaan Negeri Tarutung.
Nikson mengatakan, kalau di Taput berdiri kilang padi, maka gabah petani akan bisa digiling disana bahkan bisa mengeluarkan brand untuk dilempar ke luar.
“Saya minta Kadis Pertanian, coba disiapkan lahan yang tempatnya sentral agar investor mau membangun kilang padi disini," kata Bupati.
Keuntungannya bila kilang padi di Taput berdiri yakni dedak sisa penggilingan akan tinggal serta bisa dimanfaatkan pakan ternak.
“Kalau dedaknya sama kita, bisa pakan ternak yang akan bisa menurunkan biaya produksi ternak," ungkapnya.
Anthony Budiawan dari PT Niaga Global Modern Indonesia salah satu investor menyebutkan areal yang diperlukan pendirian kilang padi kurang lebih 5 hektar.
“Kalau Pemkab siapkan lahan, kita pasti akan invest untuk pembangunan kilang padi, seperti Rice Milling di Sragen itu berada diluasan lahan 8 hektar," kata Anthony Budiawan.
Selain itu, investor yang telah menanam bawang putih dilahan 12,5 hektar di Taput tersebut mengatakan, pihaknya juga punya tekhnologi menjaga komoditi tidak cepat busuk.
“Seperti Nenas bisa tahan sampai lima minggu dan masih enak dikonsumsi dengan tekhnologi Edible Coating dari sarang lebah," tambahnya.
Dari identifikasi dan pemetaan yang dilakukannya terhadap kondisi geografis Taput kendala yakni air, mekanisasi serta tenaga kerja.
“Kalau bisa Pak Bupati diprogramkan pembangunan Sumur Bor di dataran tinggi sehingga tanaman yang butuh air banyak bisa hidup," ungkapnya seraya disambut Bupati dengan memerintahkan Sekda untuk membuat programnya.
Kadis Pertanian SEY Pasaribu membenarkan, tim yang dibentuk untuk percepatan pembangunan sektor pertanian.
"Seperti air tadi, jadi tugas mereka memcari komoditas yang potensial dikembangkan di Taput berdasarkan identifikasi. Dan juga kilang padi yang diharapkan Pak Bupati untuk berdiri akan kita cari lahan dan ditampung agar tahun depan bisa berdiri kerjasama dengan investor," ungkapnya. (als)