
Kegiatan Rebound destinasi super prioritas kawasan danau Toba digelar di Desa Wisata Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (22/9/2021). PALAPA POS/ Desi
Oknum Pejabat Disbudpar Provsu Diduga Pertontonkan Arogansi di Toba
TOBA - Perilaku seorang oknum pejabat Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara (Provsu) di tengah kegiatan Rebound destinasi super prioritas kawasan Danau Toba digelar di Desa Wisata Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Rabu (22/9/2021) mengecewakan peserta.
Kegiatan tertunda hingga 4 jam dari jadwal acara akibat kehadiran Kepala Bidang Bina Objek Usaha Pariwisata Disbudpar Provsu, Maike M Ritonga terlambat dari jadwal untuk membuka pertanda dimulainya acara.
Kekecewaan bertambah turunnya gerimis disertai angin angin kencang mengakibatkan beberapa peserta berpindah ke sebuah warung tidak jauh dari lokasi kegiatan, dan saat itu pula peserta menemui oknum pejabat dan menunjukkan sikap tidak bersahabat dengan mengeluarkan kata bertolak belakang dengan sikap insane pariwisata.
"Bapak darimana, nama bapak siapa? kesanalah, hargai kami yang sudah jauh-jauh datang. Sejak pagi kami sudah disini, jangan gitulah, kesanalah,"ucap oknum dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kepada peserta usai berargumen.
Perdebatan sempat terjadi hingga akhirnya oknum pejabat yang dipercayakan memimpin kegiatan tersebut mengeluarkan kata-kata yang terlalu jujur, namun tidak enak di dengar.
"Ya sudah lah pak, saya sebenarnya tadi mau ke kamar kecil. Ya sudahlah saya mau BERAK,"sebutnya lantang sembari meninggalkan beberapa peserta yang sempat ribut dengannya.
Terkejut dengan bahasa yang dinilai tidak menjadi panutan dari seorang pejabat, sontak peserta menjawab oknum pejabat.
"Lho kok gitu ngomongnya ibu ini, pejabat kok ngomong gitu ya. Jauh kali kalian datang dari provinsi mau mengajari yang seperti itu di kabupaten ini?", seru peserta yang terkejut mendengarnya.
Sementara oknum pejabat berlalu meninggalkan peserta, muncul seorang tak dikenal yang disebut-sebut anak sang oknum pejabat menjawab dan dinilai memperkeruh keadaan.
Adu mulut peserta dan orang tak dikenal tersebut semakin menjadi-jadi, dan akhirnya beberapa panitia mencoba melerai dan meredakan situasi yang semakin panas.
Kecewa terhadap sikap sang oknum pejabat, akhirnya beberapa peserta tidak mau menerima pengganti transport yang disediakan, meski telah mengikuti kegiatan sejak awal.
Pertanyaannya, pantaskah pembuat regulasi pariwisata di Sumatera Utara mengeluarkan kata-kata 'BERAK'. Apakah ucapan yang dikeluarkan pejabat eselon III di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara layak dicontoh di Kawasan Strategis Pariwisata Nasioanal.
Penulis : Desi