Bupati Taput, Direktur dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur BODT, Wabup Humbahas memukul Gondang membuka acara simposium. PALAPAPOS/Hengki Tobing

Nikson Cari Cara Demi Penghasilan Petenun Meningkat

TAPUT – Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengatakan, sejumlah kegiatan dalam Festival Tenun Nusantara 2018 yang dipusatkan di daerahnya tersebut, harus bermuara terhadap peningkatan perekonomian atau penghasilan dari petenun itu sendiri.

Hal itu disampaikan Nikson Nababan pada saat membuka  simposium nasional Festival Tenun Nusantara yang dilaksanakan di Sopo Partungkoan,Tarutung, Senin (15/10/2018).

Hadir dalam kesempatan itu, Direktur dari Kementerian Pendiikan dan Kebudayaan Christriyati Ariani, Ditektur BODT Arie Prasetyo, Wabup Humbahas, Ketua Dekranasda Taput Satika Simamora, para narasumber, dengan peserta simposium para petenun asal Taput. "Pada intinya bagaimana agar kerajinan tenun ini dapat menjadi sumber penghasilan yang lebih baik lagi bagi pengrajin tenun itu sendiri," kata Nikson.

Baca Juga: Pemkab Taput Kaji Pemakaian Seragam Kerja Motif Ulos

Pasalnya, kata Nikson, serangkaian kegiatan dalam Festival Tenun Nusantara 2018 yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Taput, tentunya untuk kembali mengingatkan bahwa ada tenunan ulos yang bisa diangkat secara profesional.

"Pemkab Taput juga, dalam kurun dua tahun terakhir  sangat serius dalam meningkatkan perekonomian petenun. Promosikan tenun di fashion week Jakarta hingga Korea. Ibu bupati juga terus membina petenun dengan menyerukan gunakan benang tenun yang lebih halus. Hasilnya, saat ini harga tenunan ada kenaikan harga," ucapnya.

Di tahun 2019, lanjut Nikson, Pemkab Taput merencanakan mewajibkan  pejabat di lingkungan Pemkab Taput  menggunakan pakaian berbahan ulos minimal sekali atau dua kali dalam seminggu kerja. Di tahun 2020, pakaian seperti itu akan diserukan digunakan pelajar SMP dan seterusnya hingga ke tingkat pelajar sekolah dasar.

"Ini peluang besar. Tidak mungkin hanya 1 atau 2 orang saja yang mengerjakan. Karena suplainya harus besar dan beragam.Kesempatan ini harus terbuka tidak boleh dimonopoli," tegasnya.

Terakhir, Nikson menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mempusatkan kegiatan festival tenun nusantara di Taput. "Mudah-mudahan di tahun mendatang, kementerian terus membantu kita dan bahkab lebih meningkat," katanya.

Baca Juga: Ketua Dekranasda Taput Edukasi Ulos ke Pelajar

Sementara itu, Direktur dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Christriyati Ariani mengakui, daerah Tapanuli Utara masih sangat kental dengan tradisi ulos.

"Ulos menjadi simbol kasih sayang dan kehangatan masyarakat batak. Dan ketika seorang sedang menenun ulos, pasti ada nilai tersendiri yang ingin isampaikan apakah itu melalui motif atau warnanya.Kami sangat yakin dan percaya temuan ulos ini akan tetap belangsung sampai kapan pun," kata Christriyati.

Usai acara pembukaan tersebut, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Direktur dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Christriyati Ariani, Direktur BODT Arie Prasetyo, Wabup Humbahas, Ketua Dekranasda Taput Satika Simamora memukul Gondang sebagai tanda dibukanya kegiatan simposium. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari para narasumber dengan peserta simposium para petenun. (eki)

Baca Juga: Inovasi Ulos Taput Bertransformasi di FTN

Previous Post Inovasi Ulos Taput Bertransformasi di FTN
Next PostPermainan Tradisional Diperkenalkan Pada Generasi Milenial