Ketua DPRD Kota Bekasi Choiruman J Putro. PALAPAPOS/Arsip

Ketua DPRD Kota Bekasi Bicara Dua Tahun Kepemimpinan Pepen-Tri

BEKASI - Sejak dilantik dua tahun lalu, pasangan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengusung program kerja untuk warga Kota Bekasi yang diterjemahkan dalam lima visi dan misi. Penilaian atas kepemimpinan dalam dua tahun ini menjadi suatu hal yang sulit, seperti diungkapkan Ketua DPRD Kota Bekasi Choiruman J Putro dalam konten Rujuk Podcast pada Jumat (25/9/2020).

"Hasil pilkada sudah memberikan amanah kepada pak Wali Kota dan Wakil Wali Kota untuk memimpin Kota Bekasi selama lima tahun, dan kita berharap visi misi yang sudah disepakati bersama DPRD dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023 menjadi panduan dan acuan, baik eksekutif maupun legislatif dalam menyusun rencana kebijakan publik kedepan," ujar Choiruman.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bekasi ini menuturkan, harus diakui mulainya kepemimpinan Rahmat Effendi-Tri Adhianto bukan dalam kondisi yang segar bugar, karena memiliki permasalahan yang krusial di bidang anggaran dengan kata lain defisit anggaran. 

"Diperkirakan dibutuhkan waktu selama dua tahun untuk membenahi permasalahan tersebut. Awalnya di tahun 2019 ini, kita berharap semua permasalahan ini dibenahi sehingga peluang pembangunan dapat dilakukan di tahun 2020. Namun sebelum itu terjadi, di awal tahun ini sebagian besar wilayah Kota Bekasi terkena bencana banjir dan berimbas rusaknya atas infrastruktur jalan," terangnya.

Meski begitu, sambungnya, ditengah bencana tersebut ada kabar baik berupa janji dari Pemerintah Pusat yang akan mengucurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp3 triliun, untuk menata infrastruktur akibat bencana Januari lalu.

"Belum selesai menata infrastruktur, pandemi COvid-19 melanda dunia termasuk Indonesia yang menyebabkan konsentrasi pembangunan di Kota Bekasi terpecah hingga kita fokus penanganan Covid-19 hingga hari ini," paparnya.

Choiruman mengakui, bahwa Covid-19 merupakan mega distruction yang luar biasa dan mampu merubah pola instansi, interaksi, cara kita bekerja dan berkomunikasi termasuk usaha bisnis pun terdampak. Pertanyaannya, siapa yang mampu dengan cepat bergerak dan beradaptasi menjadi kunci kepemimpinan kita saat ini, dan saya meliha Wali Kota Bekasi telah melakukannya dengan baik.

"Saya sangat apresiasi dengan kepemimpinan Wali Kota, karena Pak Wali sangat berhati-hati sekali untuk menyikapi pandemi Covid-19 agar tidak berdampak ganda, yaitu agak sulit juga untuk memilih untuk memilih antara ekonomi dan kesehatan. Artinya kesehatan tetap diutamakan, namun ekonomi harus terjaga," jelasnya. 

Lebih jauh, Choiruman mengakui bahwa ada kekhawatiran terkait kemampuan daya tahan masyarakat kelas bawah Kota Bekasi dibidang ekonomi dan kondisi ini harus disikapi pemerintah dengan bijak. 

"Sejauh ini, saya mengapresiasi Pak Wali Kota Bekasi yang tidak panik, dengan tetap memberikan opsi agar ekonomi tetap bergeliat meski masa yang sulit ini," bebernya.

Terkait pencapaian atas visi dan misi periode kepemimpinan Rahmat Effendi-Tri Adhianto, legislator tiga periode ini menuturkan, ada banyak kemajuan yang telah tercapai meskipun ada banyak tantangan untuk mewujudkan Kota Bekasi Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera dan Ihsan.

"Komponen visi misi yang baru adalah maju dan kreatif. Ada aspek kemajuan, yang bisa dilihat dalam konteks kemajuan perkotaan yang semakin modern, sementara kreatif menunjukkan ada kondisi yang sangat kondusif, sehingga muncul aktivitas dan inovasi warga dengan kemunculan ekonomi kreatif," katanya.

Jika diterjemahkan lebih jauh, tambahnya, visi misi Kota Bekasi ini dilihat dalam lima aspek, yakni pertama, aspek tata kelola pemerintahan yang baik, karena pemerintahan ini harus memiliki kemampuan eksekusi yang efektif dan efisien.

Kedua, membangun, meningkatkan dan mengembangkan prasarana dan sarana kota yang maju dan memadai, yang berarti infrastrukturnya semakin baik meski di tahun ini pembangunan infrastruktur berlangsung stagnan. Ketiga, meningkatkan perekonomian berbasis potensial jasa kreatif dan perdagangan yang berdaya saing.

Keempat, meningkatkan dan mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat yang berpengetahuan, sehat, berakhlak mulia, kreatif dan inovatif. Kelima, membangun, meningkatkan dan mengembangkan kehidupan kota yang aman dan cerdas, serta lingkungan hidup yang nyaman,

"Jika dilihat dari lima visi misi tersebut, memang kita akui menjadi tantangan untuk mewujudkan semuanya, namun dengan kondisi Covid-19 kali ini, sulit untuk mengatakan kita berada dalam kondisi seperti yang tertera dalam visi dan misi ini," terangnya.

Meski begitu, Choiruman menilai, dalam dua tahun ini ada beberapa prestasi yang patut diapresiasi, salah satunya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan dari 27 kabupaten/kota se-Jabar, terdapat tiga kota di Jabar yang mencapai status pembangunan manusia sangat tinggi, yakni Kota Bandung, Kota Bekasi, dan Kota Depok.

"Kalau bicara kualitas, tentunya IPM yang paling menonjol, yakni tahun 2018 dari 81.04 menjadi 81.59 di tahun 2019. Peningkatan kualitas SDM berdasarkan IPM ini hasil dari output peningkatan indeks pendidikan, kesehatan dan daya beli. Ketiga aspek ini umumnya positif semua, kita berharap agar angka itu tetap terjaga," terangnya. 

Ditambahkannya, pada hari ini tantangan terbesar saat pandemi Covid-19 ini adalah semua aspek IPM menurun, karena yang terdampak pertama, yakni kesehatan, daya beli dan pendidikan.

"Bidang kesehatan memiliki banyak implikasi. Kedua, daya beli masyarakat yang menurun dan penyebabnya bisa karena pendapatan menurun, adanya PHK atau dirumahkan sebagian/seluruhnya. Selanjutnya di bidang pendidikan, karena saat ini sistem pembelajaran jarak jauh termasuk kesempatan warga untuk mengakses internet dan ketersediaan internet bisa menjadi alat penyebab ketimpangan sosial," tandasnya. (rez)

Previous Post Dandim 0210/TU: Ketahanan Pangan Nasional Masuk Program TMMD ke-109
Next PostAkhirnya Partai Golkar Kota Bekasi Bakal Miliki Gedung Baru