
Untuk memutus mata rantai penyebaran virus Hog Cholera selainkan tidak menyarankan memotong ternak Babi yang terserang, hewan yang mati sebaiknya dikubur bukan dibuang ke sungai ataupun parit. PALAPA POS/Alpon Situmorang
Kadistan Taput: Jangan Memotong Babi Terserang Hog Cholera
TAPUT - Hingga saat ini virus Hog Cholera yang menyerang secara umum di wilayah Sumatera Utara terutama Kabupaten Tapanuli Utara, semakin meluas. Bahkan dari data dihimpun, ternak Babi di Taput terserang Hog Cholera mencapai 348 ekor.
Selain gencar melakukan sosialisasi melalui Gereja, Desa maupun fasilitas umum lainnya, Dinas Pertanian juga mengeluarkan pengumuman untuk disebar.
“Sudah 348 ekor ternak Babi korban, dan kita yakini masih ada yang dalam kondisi mengidap penyakit Hog Cholera. Makanya kita buat pengumuman maupun himbauan agar jadi patron bagi masyarakat," kata Kadis Pertanian SEY Pasaribu, Jumat (8/11/2019).
Sebelum memaparkan pengumuman yang akan disebar kembali, SEY sekali lagi menegaskan untuk memutus mata rantai penyebaran Hog Cholera disarankan tidak melakukan pemotongan hewan ternak Babi.
"Jangan dulu melakukan aktivitas pemotongan ternak Babi yang sedang terserang virus Hog Cholera, cara ini sangat efektif memutus mata rantai penyebarannnya," ujar dia.
Kenapa dibilang memotong mata rantai, SEY mengatakan limbah hewan yang dipotong ataupun remah-remah sisa pemotongan dapat jadi sarana penular ke ternak lainnya.
“Kalau ada aktivitas pemotongan hewan pasti ada limbahnya, ya kemana itu bisa saja dibuang kesungai ataupun tanah bahkan darah itu akan bisa menularkan ke hewan ternak lainnya ketika dipegang," ungkapnya.
Namun, SEY menegaskan virus Hog Cholera aman serta tidak menular ke manusia. “Tidak usah takut, virus itu menular ke manusia," imbuhnya.
Lebih jelasnya, SEY menguraikan sejumlah tips tentang pencegahan penyakit yang menyerang ternak Babi diantaranya dilarang memberikan makanan sisa yang mengandung daging Babi ke ternak Babi, tidak memberikan sisa air cucian daging Babi ke ternak Babi maupun membuangnya ke selokan.
Selanjutnya, memakai alas kaki (sepatu/sandal) yang khusus ke kandang ternak Babi, menyemprot kandang ternak Babi dengan desinfektan diantaranya Bayclin dan deterjen.
Kemudian memberikan makanan yang bergizi dan tambahan vitamin ke ternak Babi seperti Vita stress, Pig Mix, Super Pig, ternak Babi yang mati agar dikubur dan tidak membuang ke sungai untuk memutus rantai penyebaran penyakit.
Dan terakhir SEY meminta melaporkan kepada petugas PPL dan petugas peternakan apabila ada ternak Babi mati dengan gejala demam, menggigil, tidak nafsu makan, keluar darah dari hidung dan anus.
“Kita juga tekankan daging Babi aman untuk dikonsumsi manusia," kata SEY. (als)