Front Mahasiswa Bekasi menyampaikan aspirasi di depan gedung DPRD Kota Bekasi pada Senin (28/10/2019) siang. PALAPAPOS/Nuralam

Hari Sumpah Pemuda, Front Mahasiswa Bekasi Sampaikan Aspirasi ke DPRD Kota Bekasi

BEKASI – Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2019 diwarnai dengan aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Bekasi. Mereka menyampaikan aspirasinya di depan gedung DPRD Kota Bekasi pada Senin (28/10/2019) siang.

“Kami putuskan menggelar aksi daerah, tapi dengan membawa tuntutan nasional mengenai terwujudnya reformasi yang dikorupsi, namun di sisi daerah kami menuntut beberapa aspek yang salah satunya konflik pertahanan dan revitalisasi pasar,” ujar Koordinator Aksi Front Mahasiswa Bekasi, Riki Sandi.

Berbekal spanduk, ratusan mahasiswa tersebut melakukan long march dari Kampus Unisma Bekasi menuju gedung DPRD Kota Bekasi dan langsung disambut puluhan petugas kepolisian dan Satpol PP, massa aksi kemudian melakukan orasi secara bergantian.

Dalam aksinya, mahasiswa menuntut Pemkot Bekasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dengan masyarakat Kota Bekasi terkait dengan penggusuran, yang dinilai massa aksi masih belum juga terselesaikan pemerintah daerah.

“Itu (penggusuran) merupakan isu yang masih hangat di ingatan kita, namun juga di sektor kesehatan dari kebijakan nasional mengenai kenaikan iuran BPJS, maka kita bawa ke isu daerah kali ini, serta dari sektor pendidikan kita menuntut bagaimana pembungkaman terjadi di sekolah dan kampus tentang ancaman drop out jika ikut aksi unjuk rasa,” tambah Riki.

Menyoroti isu nasional tersebut, diketahui kenaikan iuran BPJS sebesar 100 persen dinilai memberatkan masyarakat. Berbelitnya dalam penggunaan BPJS juga dinilai melanggar Undang-undang 1945 pasal 28H ayat 1 yang menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh fasilitas pelayanan kesehatan.

“Padahal kita tahu bahwa sistem birokrasi di rumah sakit masih berbelit dan diskriminatif terhadap masyarakat yang menggunakan jaminan kesehatan,” pungkasnya.

Ada tiga tuntutan massa aksi yang digelar siang hari tersebut, yaitu reforma agraria, pendidikan dan lingkungan. Mereka merasa prihatin atas tercemarnya kali atau sungai yang melintas di Kota Bekasi akibat limbah pabrik.

Para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan aspirasi mereka di depan gedung dewan, meski tanpa ada satu pun anggota dewan yang menemui para mahasiswa dalam unjuk rasa singkat tersebut.

Arus lalu lintas di jalan tersebut sempat tersendat akibat massa aksi yang menutup sebagian bahu jalan, namun tidak menimbulkan kemacetan yang berarti. (lam)

Previous Post Dikerjakan di Era Jokowi Periode Pertama, TPT Milik Balai Jalan Nasional di Jalinsum Pahae-Sipirok Nyaris Rubuh
Next PostDesa Batu Manumpak Buka Jalan Menuju Lahan Pertanian Lobu Sitangging