
Ketua TP-PKK Taput Satika Simamora selaku narasumber memberikan pemaparan bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka mempercepat penurunan kasus stunting. PALAPA POS / Hengki Tobing
Bupati Taput Harap Kader Pembangunan Manusia dan Tim Pendamping Keluarga Berhasil Selesaikan Stunting
TAPANULI UTARA - Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan yang diwakili oleh Wakil Bupati Tapanuli Utara, Sarlandy Hutabarat selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) membuka acara Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kabupaten Tapanuli Utara di Sopo Partungkoan Tarutung, Selasa, 22 Agustus 2023.
Acara tersebut bertujuan untuk mempercepat penurunan kasus stunting di wilayah kabupaten tersebut dan mengusung tema "3P: Peduli, Pahami, dan Partisipasi".
Kegiatan dihadiri berbagai pihak, termasuk Asisten Kesejahteraan Rakyat, Bahal Simanjuntak, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kabag, Camat se-Kabupaten Tapanuli Utara, Pusat Kesejahteraan Keluarga Berencana (PKB/PLKB) se- Kabupaten Tapanuli Utara, serta Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari desa-desa di kabupaten tersebut.
Ketua TPPS Sarlandy Hutabarat, mengungkapkan kebanggaannya terhadap pertemuan itu dan mengapresiasi kehadiran seluruh tim Kader Pembangunan Manusia dan Tim Pendamping Keluarga.
Ia menekankan pentingnya peran gender dalam upaya penurunan stunting, merujuk pada mayoritas perempuan dan ibu-ibu yang menjadi bagian dari tim.
Dalam sambutannya, Sarlandy mengatakan terimakasih kepada seluruh kader yang sudah hadir, dan menyampaikan bangga apalagi tim kader Pembangunan Manusia dan Tim Pendamping Keluarga mayoritas adalah perempuan dan ibu-ibu.
"Semoga dengan dilakukannya pembinaan para kader ini kita mampu mencapai Goal kita, yaitu menyelesaikan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tapanuli Utara,"ungkapnya.
Sarlandy juga memberikan nasihat kepada para kader dengan mengatakan, sebagai kader langkah awal yang harus dilakukan adalah, menebar senyum, terutama ketika kita masuk ke rumah-rumah warga. Jika tidak ramah bahkan marah-marah, pasti warga akan mengusir.
Kader disebut harus mengingat jargon Nikson -Sarlandy yakni, Seyum, Sapa, Salam. Sehingga para kader pun akan diterima baik oleh masyarakat dan menjadi contoh untuk masyarakat itu sendiri.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemahaman yang baik tentang stunting dan penanganannya, serta berharap agar kader mampu menjelaskan kepada warga di wilayah masing-masing. Sarlandy menyebut bahwa Dinas Keluarga Berencana (KB) telah menyediakan buku saku sebagai acuan untuk memberikan informasi valid kepada masyarakat, dengan harapan agar data intervensi spesifik dapat segera tersedia.
Ia juga mendorong kerja sama antara tim pendamping dan KPM dengan tim survey di lapangan untuk memantau data penurunan stunting.
"KPM dan TPK harus bekerja dengan tulus dan ikhlas karena kalian adalah yang terpilih dan bertalenta demi keinginan kita bersama terhadap daerah kita dan masa depan anak kita untuk nusa dan bangsa.
"Kepada semua kader pembangunan manusia dan tim pendamping keluarga yang hadir saya berharap semoga mereka semua dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai kader dengan baik dan berhasil menyelesaikan permasalahan stunting di Tapanuli Utara,"harapnya.
Setelah dibuka oleh Sarlandy Hutabarata, acara dilanjutkan dengan pemaparan dari narasumber utama, Ketua TP. PKK Tapanuli Utara Satika Simamora yang mengajak semua peserta untuk bersyukur atas kesempatan pertemuan tersebut dan menekankan pentingnya menjadi contoh yang baik untuk masyarakat, mulai dari diri sendiri.
"Setiap KPM dan tim pendamping keluarga harus menjadi contoh untuk masyarakat dimulai dari diri kita sendiri. Dengan cara membersihkan diri sendiri, menjauhkan diri dari gosip, dan menjaga kebersihan lingkungan rumah. Perempuan dan ibu harus memberikan contoh yang baik untuk diri sendiri dan anak-anak, agar dapat diikuti oleh masyarakat sekitar,"ujar Satika.
Ia juga mendorong kader pendamping untuk menjadi kreatif dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam buah, sayur, dan rempah-rempah untuk kebutuhan rumah.
Menurutnya, kader pendamping harus menjadi panutan yang berkomitmen untuk menjaga kesehatan diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa diimplementasikan oleh masyarakat sekitar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (PPKBP3A), Donna Nursiti Situmeang, melaporan bahwa kegiatan pertemuan pembinaan kader pembangunan manusia dan tim pendamping keluarga dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas KPM serta petugas kesehatan di Puskesmas di desa memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap masalah stunting dan meningkatkan alokasi APBD Desa untuk kegiatan terkait gizi dan penanganan stunting.
Penulis : Hengki