Aksi demo warga saat menghalau truk tangki poembawa hasil panen ikan nila milik PT AN yang dituding juga sebagai biangkerok perusak jalan lintas kota Ajibata (Insert: Pihak PT AN bagian HRD CSR, Dian). PALAPAPOS/Jes Sihotang

Bukti Perusahaan Tidak Ramah Lingkungan, PT Aquafarm Kerap di Demo Warga

TOBASA - Kendati perusahaan PT Aquafarm Nusantara (PT AN) adalah bagian dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang awalnya dimiliki salah seorang pengusaha asal Negara Swiss, kini sejumlah saham sudah dikuasi pihak lain seperti Cina berkolaborasi dengan pengusaha Indonesia.

Namun perusahaan yang berkembangbiak di Danau Toba dengan bisnis Kerambah Jala Apung (KJA) diperairan Danau Toba, Kecamatan Ajibata (Tobasa) dan kawasan Kabupaten Samosir itu justru kerap kelimpungan, karena sering di demo Warga setempat, baik warga Ajibata maupun warga Parapat, karena perusahaan pengembangbiakan ikan Nila itu diduga tidak ramah lingkungan dan kurang profesional dalam memelihara kearifan lokal yang ada.

Hal itu disampaikan salah seorang warga Ajibata, K Manurung (40), Jumat (10/5/2019) setelah menyaksikan beberapa kali aksi demo warga yang bermuara terhadap kebencian atas keberadaan dan sikap manajemen PT AN.

Menurut K Manurung yang juga tokoh pemuda setempat, beberapa waktu lalu saat demo warga atas penghadangan kontainer pengangkut pakan yang kerap membawa ribuan ton pakan via jalan yang bukan kelas lintas truk treler itu dan terpaksa dihadang di gerbang masuk samping kantor Polsek Parapat.

Kini, truk-truk kontainer itupun justru merajalela membongkar pakannya di terminal Sosor Saba Parapat, dan menjadikan terminal yang seharusnya untuk bus umum dan untuk pengaturan trayek lintas Sumatera, kini berubah menjadi lokasi bongkar muat 'peti kemas' bermuatan ribuan ton pakan PT Aqufarm Nusantara tujuan Ajibata.

Ditambahkannya, semalam pada Kamis (9/5/2019) sekitar pukul 12.30 Wib-16.00 Wib PT AN didemo warga Ajibata melalui aksi kepemudaan yang menyetop truk pembawa ikan Nila milik PT AN, juga diduga sebagai biang kerok perusak jalan lintas inti kota Ajibata.

Dari berbagai tuntutuan warga, pihak PT AN melalui manajemen dianggap tidak transparan dalam merekrut karyawan, dan kerap menimbulkan Nepotisme serta diduga berkolusi dengan preman-preman kampung sebelah.  "Jika hanya menganggarkan badan dan tubuh besar, kami juga bisa, disini juga siap jadi preman, jadi jangan bawa-bawa preman dari sana sampai ke sini", demikian hardik warga melalui pengeras suara saat berdemo dijalan lintas dekat perkantoran PT AN di AJibata.

Sebenarnya, apa yang membuat PT AN ini menjadi sasaran tembak demo warga, tak lain dan tidak bukan hanya karena kekurangprofesionalan mereka terhadap situasi yang ada, tidak ramah lingkungan. "Dimana ramah lingkungan yang kami maksudkan, adalah mereka kurang memperhatikan tingkat sosial dan pilih bulu dalam mengangkat dan menerima tenaga kerja dari putra daerah, di sekitar Ajibata," terang salah seorang warga A Sirait (38).

Kemudian, sambungnya, disaat kita mau melamar kerja kita justru diarahkan pihak perusahaan PT AN ini untuk menghadap si A. si B, si C yang nota bene keberadaan pihak-pihak ke tiga ini, tidak kita ketahui, apakah karena preman atau karena pejabat Desa, dan atau karena menagnggap dirinya orang terpandang di kampung ini. "PT AN seolah membenturkan kami dengan sesama warga Ajibata yang sebenarnya masih memiliki keterikatan kekeluargaan," jelasnya.

Diakuinya, sama dengan lamaran kerja kawan kami dari Ajibata, Bang Rait itu kan keturunan Raja juga dan nenek moyang mereka juga sebagai pemilik kampung ini, jalan lintas Ajibata-sampai ke Jembatan Ferry sana pun juga dari Oppung mereka, tetapi disaat hendak direkrut jadi tenaga kerja disana, Bang Rait itu justru dibuat seperti bola pimpong.

Disuruh ke Medan (Kantor PT AN) untuk teken kontrak, padahal tidak jadi, lalu parahnya lagi Bang Irwan Andri Sirait itu justru mereka (PT AN-red) yang memanggil agar ikut sebagai karyawan di perusahaan itu dengan sistim kontrak per triwulan.

"Itulah beberapa poin yang membuat kemarahan warga kerap mendemo PT AN disetiap ada penerimaan lowongan kerja, dan setiap di demo pasti ada yang dimasukkan, maka untuk kali ini, kami sudah mengajukan tuntutan kami agar dijawab dan dipenuhi pada tenggat dua minggu kedepan, bila tidak PT AN harus di usir dari Ajibata," sebut para pendemo itu semalam. (jes)

Previous Post Bawaslu Akan Cek Masa Berlaku Laporan BPN
Next PostMenunggak Empat Bulan, Gaji Satpol PP dan Petugas Damkar di Humbahas Dicicil Tiga Bulan