Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto saat memberi sambutan di di Pondok Kuliner Saung Underpass Bekasi Timur. PALAPA POS/Istimewa
BEKASI - Dalam gelaran diskusi santai Secangkir Kopi Bersama Mas Tri Adhianto yang dihelat oleh Forum Organisasi Bersatu, Minggu (22/9/2019) di Pondok Kuliner Saung Underpass Bekasi Timur, isu perekonomian rakyat menjadi topik yang hangat diperbincangkan.
Kurangnya daya saing UMKM di pasar, diungkapkan Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto disebabkan kurangnya strategi dalam meningkatkan kualitas dan mutu produk yang dihasilkan. Menurutnya, semua pelaku usaha kecil berfokus pada output tetapi tidak memikirkan terhadap outcame atas usahanya.
"Ada 2,9 juta penduduk Kota Bekasi, ini merupakan pasar yang besar. Pelaku usaha harus kreatif dalam memarket produk yang dipasarkan agar mampu bersaing dengan pasar. Ingat, tidak hanya output tetapi outcame juga perlu diperhatikan," ujar Mas Tri.
Usulan dibentuknya Center Training oleh salah satu anggota LSM KPMP, diakui Tri Adhianto sebagai gagasan cemerlang guna meningkatkan kompetensi masyarakat Kota Bekasi.
"SMK sebagai kawah candra dimuka seharusnya memiliki fasilitas yang mendukung pendidikan bagi para siswanya. Tetapi minimnya sarpras, ini jadi faktor tidak berkembangnya bibit unggul, sehingga usulan trainning center ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kompetensi masyarakat," jelas Mas Tri.
Selain itu, Mas Tri juga mengimbau agar masyarakat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengembangkan usahanya.
"Kemampuan e-teknologi bisa menjadi modal utama bagi pelaku usaha yang minim permodalan. Kita bisa berjualan tanpa harus memiliki produk sendiri. Yang terpenting kita tingkatkan jiwa enterpreuneurship yang kreatif," ulasnya.
Sebagai daerah urban yang dekat dengan ibukota Jakarta, Kota Bekasi terus melakukan penataan wajahnya, mulai dari perbaikan infrastruktur hingga terbukanya kran investor yang menjamur. Seiring dengan hal tersebut, kebutuhan masyarakat Kota Bekasi terhadap kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan juga semakin tinggi.
Ketua DPD GPN Kota Bekasi, Leonardo mengatakan, Kota Bekasi memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan menjadi salah satu pasar untuk perputaran perekonomian di Indonesia.
"Fakta yang terjadi saat ini seperti itu, bahwa Kota Metropolitan ini (Kota Bekasi), banyak terbangun mall, hotel dan restoran. Artinya, perputaran uang di Kota Bekasi cukup pesat. Tentu hal itu harus berimbang dengan kebutuhan kesehatan, pendidikan, tenagakerja dan juga meningkatkan UMKM yang ada," ucapnya.
Leo melihat, bahwa pengangguran di Kota Bekasi tidak berangsur kurang setiap tahunnya. Dia berujar, perlu adanya solusi dari kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi.
"Seiring dengan perkembangan zaman yang sudah serba digital saat ini, tentunya harus lebih mudah lagi bagi para pencari kerja di Kota Bekasi. Pemkot Bekasi dengan kemampuannya harus bisa memberikan fasilitas kekaryaan kepada setiap lulusan baru. Setiap tahun kelulusan siswa SMA dan SMK, tapi semakin banyak saja pengangguran. Artinya, butuh keahlian atau keterampilan yang nantinya bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri," kata dia. (lam)
Comments
Leave a Comment