
Kanit Reskrim Polsek Parapat Ipda Bobby dan timnya memperlihatkan selendang ulos yang dipergunakan korban didapur rumah korban di Huta Sidallogan Sipangan Bolon. PALAPAPOS/Jes Sihotang
Tumor Dikepala Tak Sembuh, Boru Samosir Gantung Diri di Sidallogan
SIMALUNGUN - Diduga akibat penyakit gejala tumor yang bersarang dikepalanya tak kunjung sembuh, Tamauli br Samosir (49), nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri ditiang dapur rumahnya, di Huta (Dusun 1) Sidallogan, Nagori Sipangan Bolon Mekar, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut, Kamis (20/6/2019).
Menurut suami korban, Edinsa Sinaga (52) yang pertama kali menemukan istrinya tergantung, sekitar pukul 17.30 Wib dirinya sangat terkejut dan merasa terpukul, sebab almarhum ini tergolong penyabar dan aktif di gereja. Selanjutnya, ia memberitahukan kepada warga dan melalui Pangulu Sipangan Bolon Jaihutan Sinaga memberikan informasi kejadian tersebut kepada pihak Polsek Parapat.
Diakui Jaihutan yang dikonfirmasi, Jumat (21/6/2019) terkait warganya yang meninggal gantung diri dengan menggunakan selendang ulos, ia menyampaikan rasa duka juga dan tidak menyangka hal tersebut terjadi.
Jaihutan juga menyebut bahwa suami korban salah seorang Sintua di Gereja HKBP dan, anaknya pun yang paling besar dalam waktu dekat akan diwisuda, sebagai Calon Pendeta dan inang boru Samosir inipun aktif juga sebagai par Ari Kamis di gerejanya.
"Korban meninggalkan empat orang anak dan direncanakan akan dikebumikan hari ini," ujar warga lainnya B Sinaga di Sipangan Bolon.
Sementara itu, Kapolsek Parapat AKP Bambang Priyatno melalui Kanit Reskrim Ipda Bobby Wijayanto menuturkan, dimana setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya langsung bergerak menuju Dusun Sidallogan tempat kejadian tersebut. "Korban diduga frustasi dikarenakan penyakit tumor otak dikepalanya tidak sembuh-sembuh, dan kami sudah melakukan olah TKP," kata Ipda Bobby.
Saat ditanya, apakah ada tanda dan gejala yang janggal yang mengakibatkan korban bunuh diri, Ipda Bobby menjelaskan, tidak ada dan murni bunuh diri, sebab menurut keterangan warga, korban juga sudah sering mengalamai gangguan pengelihatan 'tiba-tiba gelap' yang mungkin sangat mengganggu kesehatan korban.
Ia juga menyampaikan kronologinya dimana pada Kamis 20 Juni 2019 sekitar pukul 17.30 Wib, suami korban pulang ke rumah dari ladang dan menemukan korban (istrinya, red) sudah dalam kondisi gantung diri di dapur.
Kemudian korban memanggil saksi untuk bantu menurunkan Korban dengan harapan korban masih dalam keadaan hidup. Selanjutnya korban di turunkan dan diberikan pertolongan namun kondisi Korban sudah tidak bernyawa lagi.
Kemudian sekira pukul 19.00 Wib Kades Sipangan Bolon Mekar menghubungi pihak Kepolisian, selanjutnya pihak Kepolisian Polsek Parapat yang dipimpin Kapolsek AKP Bambang Priyatno bersama Kanit Reskrim dan anggota serta petugas Medis kesehatan RSU Parapat mendatangi TKP dan menemukan korban sudah disemayamkan di ruang tamu dan dihadiri para pelayat.
Kemudian pihak Kepolisian melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan alat bukti kepada keluarga korban dan para saksi, serta pihak medis melakukan VER luar dan hasilnya 'tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan' pada tubuh korban.
"Jadi dugaan sementara korban gantung diri karena frustasi akibat penyakit Tumor otak yg di deritanya tak kunjung sembuh," ujar Ipda Bobbi.
Kemudian pihak Kepolisian menyarankan untuk dilakukan otopsi agar penyebab kematian korban dapat dipastikan, akan tetapi pihak keluarga korban bermohon untuk tidak melakukan Otopsi lagi dengan membuat Surat Permohonan Keberatan Otopsi dan Pernyataan. (jes)