MEDAN - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara mencoba menjajaki kerjasama pengiriman tenaga kerja perawat maupun pelatihan ke negara Jepang.

Hal itu terungkap dari penandatanganan Momerandum Of Understanding (MoU) antara yayasan yang direkomendasi negara Sakura tersebut, yakni Graha Kirana di Hotel Adimulia Medan, Jumat (15/3/2019).

Dirut RSU Tarutung melalui Kabid Penunjang Tenaga Medik Dintar Hutabalian saat hadir di kegiatan seminar Gaya Hidup dan Gangguan Kesehatan di lokasi yang sama, Sabtu (16/3/2019) membenarkan penjajakan kerjasama.

Dikatakannya, pihaknya membicarakan kerjasama pengiriman tenaga perawat ke Negara Sakura tersebut. "Bahkan kita coba masukkan muatan bahasa Jepang di silabus mahasiswa," ungkapnya.

Senada juga disampaikan Feri Tobing dari Bappeda yang menyebutkan, selain pengiriman tenaga perawat juga dibicarakan pelatihan 20 orang untuk diperkerjakan di Jepang. "Melalui yayasan itu, kita diminta mencari 20 orang untuk dilatih di IMG Panasonic selama satu tahun," ujarnya.

Para peserta pelatihan biaya hidup ditanggung bahkan digaji berkisar kurang lebih Rp3 juta. "Mereka bulan Mei ini akan datang untuk melakukan seleksi dan juga termasuk didalamnya mengubah lingkungan sungai jadi tempat wisata," ungkapnya.

Ketua TP PKK Satika Simamora yang diundang dalam seminar gaya hidup dan gangguan kesehatan oleh Kaikoukai Health Care Grup melalui Yayasan Graha Kirana kepada palapapos.co.id mengatakan, Pemkab pastinya sangat terbuka untuk kerjasama ini.

"Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan selain hanya mengirim tenaga perawat maupun pemuda untuk dilatih," ungkapnya.

Potensi maupun sumber daya alam, produk kerajinan bisa kita eksplorasi dan jual ke Jepang. "Kita harapkan kerjasama yang dijajaki dapat memberikan keuntungan serta berkesinambungan demi kesejahteraan masyarakat," tukasnya. (als)