Ketua Dekranasda Satika Simamora dalam satu agenda kegiatan pelatihan dan pembekalan mitra binaan Telkom baru-baru ini ditengah gencarnya peminat akan Ulos Tarutung. PALAPAPOS/Alpon Situmorang

Pengrajin Lokal Rasakan Kenaikan Harga Ulos

TARUTUNG - Sejak dilantik sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten Tapanuli Utara, Satika Simamora gencar memperkenalkan serta mempromosikan Ulos Tonunan Tarutung. Ditengah berbagai upayanya selama mendampingi Bupati Taput Nikson Nababan, Ketua TP PKK tersebut mencoba menerobos pasar dengan memperkenalkan ke dunia luar apa itu Ulos Tonunan Tarutung.

Upaya itu dilakukannya dengan rajin menggenjot pengerajin ulos lokal dengan turun langsung memperkenalkan motif Ulos yang diminati pasar. Untuk lebih menarik minat dunia luar, Satika Simamora beberapa kali mengikuti agenda pameran dan juga ikut pentas di ajang Jakarta Fashion Week, Indonesian Fashion Week bahkan pernah manggung di dunia Internasional, yakni di Korea.

Setelah hampir empat tahun memperkenalkan Ulos, akhirnya buah kinerjanya membuahkan hasil. Pengrajin ulos lokal sudah menikmati dampaknya karena harga ulos meningkat dan semakin banyak diburu dari luar daerah.

Salah satu penenun tradisional Mak Rona Pasaribu dari Desa Parbaju Julu mengakui, bahwa harga ulos meningkat dan semakin banyak permintaan untuk ulos jenis tertentu. "Ada diantaranya Sadum, Tumtuman, Iccor Moror bahkan Harungguan yang lazim diincar pembeli," katanya, Kamis (15/2/2018).

Walaupun, Boru Pasaribu tersebut belum pernah mendapat bantuan benang dari Pemkab ataupun Dekranasda tapi tetap bersyukur karena efeknya cukup terasa.

"Harga ulos tenunan kami jadi naik dari sebelum Ibu itu gencar memperkenalkannya. Toke tidak bisa lagi macam-macam menjatuhkan harga karena petenun sudah tahu pasarannya dan juga kami bisa secara online menjualnya karena banyak permintaan Ulos Tonunan Tarutung," katanya.

Senada dikatakan, S boru Hutabarat bahwa minat kaum Ibu bertenun Ulos meningkat. "Bahkan ada yang khusus belajar menjadi petenun, ada juga yang pulang dari perantauan mungkin habis kontraknya bekerja di Jakarta memilih menjadi petenun," katanya.

Itulah fenomena saat ini, pastinya itu berkat kerja keras Ibu Satika Simamora. "Ulos dikejar dan terkenal saat ini tidak bisa dipungkiri buah kerja Ibu Satika," ujarnya.

Salah satu petenun Desa Parbaju Tonga boru Panggabean juga mengakui bahwa banyak pesanan ulos yang dikerjakannya. "Saya sudah dari dulu bertenun, tapi sekaranglah merasakan Ulos itu semakin berharga, banyak peminat bahkan harganya cukup bersaing. Kami cukup senang dengan kondisi ini, terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Satika," katanya.

Boru Situmeang juga mengakui harga ulos semakin tinggi dan diminati sejak diperkenalkan Satika Simamora. "Kami layak menyebutnya sebagai pejuang Ulos, karena kami tahu Ibu itu sangat ngotot bagaimana ulos Tonunan Tarutung dihargai dengan harga yang pantas," ujarnya. (als)

Previous Post Dinkes Taput Terobos Dusun Terpencil Demi Pelayanan Kesehatan Gratis
Next PostTaput Tuan Rumah Festival Ulos Nusantara