
Kades Lumbantongatonga Ali Sadikin Nababan saat membantu pelepasan pasien Nangkok Pasaribu untuk dirawat ke RSJ Pangaribuan. PALAPA POS/Alpon Situmorang
Kades Lumbantongatonga Akui Program RSJ Lepaskan Warganya dari Pasungan
TAPUT - Kepala Desa Lumbantongatonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Ali Sadikin Nababan sangat merasakan dampak serta manfaat program Rumah Sehat Jiwa.
“Program yang diluncurkan awal tahun 2018 yakni Rumah Sehat Jiwa sangat dirasakan warga kami yakni Nangkok Pasaribu yang menjalani pemasungan selama empat tahun," kata Ali, Jumat (8/11/2019).
Orang tua Nangkok yakni Tombus Pasaribu dan istrinya Muna Nababan diakui Ali menyampaikan terima kasih atas akan dirawatnya anaknya selama 3 bulan kedepan.
“Penduduk dusun I Lumbansiantar tersebut berterima kasih ke pak Bupati Nikson Nababan atas program Rumah Sehat Jiwa ini, jika tanpa program ini mungkin Nangkok sampai sekarang tetap dipasung," ujarnya.
Dengan adanya program Rumah Sehat Jiwa ini, Nangkok akan menjalani perawatan secara gratis.
“Empat tahun telah dijalani Nangkok digubuk yang disediakan atas kesepakatan warga akibat sering berbuat onar bahkan mengancam warga pakai senjata tajam," ungkapnya.
Ali berharap nantinya, Nangkok setelah sembuh bisa kembali ketengah-tengah masyarakat. “Kita harap nantinya bisa membantu orang tuannya yang berprofesi sebagai pedagang di berbagai pesta,” harap Ali.
Seperti diberitakan, setelah empat tahun menjalani pemasungan disebuah gubuk kecil tepat dibelakang rumahnya di Desa Lumban Tongatonga, Kecamatan Siborongborong.
Akhirnya setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga, Nangkok Pasaribu (39), dilepaskan dari pemasungan Selasa kemarin.
Hal itu dibenarkan Kadis Kesehatan Alexander Gultom, Rabu (6/11/2019) kepada palapapos.co.id, bahwa Nangkok saat ini telah menjalani perawatan di Rumah Sehat Jiwa Pangaribuan.
Kronologis pelepasan pasien terganggu kejiwaaannya diungkapkan Alexander langsung turun ke lokasi pemasungan didampingi Kabid P2P Risma Panjaitan, Kasi PTN dan Keswa Manganar Pangaribuan serta Kapus Siborongborong Yuslina Siahaan.
“Nangkok merupakan salah satu pasien program Keswa Dinkes. Dia sejak digulirkan program Keswa tahun 2016 merupakan pasien Puskesmas Siborongborong," ungkapnya.
Sehingga Nangkok rutin dikunjungi maupun diberikan obat. “Awalnya Nangkok dipasung akibat sering meresahkan masyarakat baik melempar ataupun mengganggu sehingga disepakati untuk dipasung," tambahnya.
Beberapa kali pihaknya membujuk agar Nangkok dilepas pasung dan dirawat di Rumah Sehat Jiwa sejak digulirkan awal Januari 2018, namun pihak keluarga menolak.
“Mereka takut ketika selesai dirawat akan kembali mengganggu. Dengan kita yakinkan terus akhirnya mereka luluh dan memperbolehkan dilepas dari pasungan," katanya.
Kondisi Nangkok saat dilepas diungkapkan Alexander cukup memprihatinkan dimana kakinya sudah mengecil (Antropi).
“Kita telah bawa ke Rumah Sehat Jiwa Pangaribuan untuk dirawat selama 3 bulan tahap pertama sekaligus dipantau perkembangannya," katanya.
Dengan bertambahnya Nangkok, maka pasien RSJ totalnya menjadi 7 orang diantaranya Imersil Sitompul (27) warga Pagaran Pisang, Marjono Tobing (24) warga Banuaji, Esu Hutabarat (35) warga Lobu Pining, Mahiten Hutapea (42) Hutapea Banuarea, Hotbin Simanjuntak (46) Silangit dan Darwin Siahaan (28) Siborongborong.
“Keenam orang yang dirawat disana mulai mengalami perkembangan baik dari sisi jasmani maupun rohani. Bahkan sudah ada yang bisa main komputer, bekerja seperti orang normal," sebutnya.
Dengan motto ‘Daku Sehat’ yakni Badanku Kuat Jiwaku Sehat, melalui program Kesehatan Jiwa (Keswa), Dinkes punya target merealisasikan keinginan Bupati Nikson Nababan Taput bebas dari pemasungan.
“Harapan kita, di Taput tidak ada lagi orang yang dipasung akibat terganggu kejiwaannya," kata dia. (als)