Kunjungan PUPR dan tim lainnya saat melihat dan mencari informasi terkait biang kerok datangnya lumpur, bahkan mendatangkan alat berta jenis LongArm, namun belum ada solusi permanen untuk penanganan muntahan lumpur dan tetap mengancam Jalinsum Parapat jelang libur Imlek mendatang. PALAPAPOS/Jes Sihotang

Jembatan Siduadua Parapat Tetap 'Muntahkan' Lumpur

PARAPAT - Jelang malam tiba, jembatan kembar (Siduadua) di Jalan Lintas Sumatera Km 1-2 Nagori Sibaganding-Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, kembali 'memuntahkan lumpur', Rabu (23/1/2019) sekitar pukul 19.45 Wib.

Namun, kejadian itu membuat arus lalulintas via Parapat-Siantar menjadi macet dikarenakan material lumpur basah itu langsung menutupi seluruh bahu jalan pada lintasan jembatan I. Akhirnya, pihak Polsek Parapat langsung mengamankan tempat kejadian, sekaligus melakukan buka tutup pada jembatan lintasan dua.

Kapolsek Parapat yang dikonfirmasi, Kamis (24/1/2019) terkait kejadian menyampaikan, bahwa pihaknya juga sudah bekerja sama dengan Uspika setempat guna melakukan koordinasi untuk pembersihan lumpur di jembatan kembar, karena pihak PT Bumi Karsa masih mengerjakan proyek jalan di sepanjang Jalinsum.

"Kami sarankan kembali kepada mereka melalui penanggungjawabnya Dani, untuk melakukan pembersihan dengan memakai alat berat mereka," ujar AKP Bambang Priyatno.

Saat ini, sambungnya, kondisi jalan masih dalam tahap pembersihan dan kepada pengendara diimbau tetap waspada terlebih saat melintas di kawasan Jembatan Kembar Sibaganding-Parapat.

Sementara itu, terjadinya muntahan lumpur dari puncak TKP diperkirakan masih akan tetap berulang-ulang, dikarenakan tingginya bantaran gunung yang sudah 'botak/gundul' diatas sana, dan bongkahan tanah yang sudah mulai retak sudah siap-siap mengancam dan menghantam salah satu jembatan 'naas' itu.

Untuk itu, jika pihak Pemprov Sumut melalui penanganan jalan dan jembatan masih tetap mempertahankan jembatan lintasan I itu, maka ditengarai akan tetap menjadi biang kerok sebagai pembawa sial, karena bahu jembatan inilah yang menahan bongkahan lumpur dari puncak sana.

Pasalnya, tinggi jembatan dengan kolongnya sangat rendah, membuat lumpur yang muncrat tidak mampu melewati kolong yang sempit dikarenakan kolong jembatan terlalu rapat ke mulut eks sungai Lombang Siduadua yang dulunya terkesan 'angker' itu. (jes)

Previous Post Pemerintah Buka Lagi Rekrutmen 100.000 CPNS Juni 2019
Next PostMa'ruf Mengaku Semakin Optimistis Menang di Jawa Timur