
Tebing jalan menuju SD 173111 Aek Nasia yang sudah terkikis dan rawan longsor. PALAPAPOS/Hengki Tobing
Jalan Umum di Hutatoruan VIII Rawan Longsor
TAPANULI UTARA - Sedikitnya dua titik jalan umum di Desa Huta Toruan VIII, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) sangat rawan dengan bencana longsor, terlebih pada saat musim hujan tiba.
Pantauan palapapos.co.id, dua titik jalan umum yang rawan bencana itu diantaranya jalan lintas Aek Nasia menuju Desa Pancurbatu, Kecamatan Adiankoting. Jalan ini merupakan akses keluar masuk dari lima desa di Kecamatan Adiankoting.
Di titik tersebut ditemukan, jarak antara jalan dengan dinding jurang yang sudah tergerus, hanya tersisa sekitar setengah meter. Dikhawatirkan, jika musim hujan tiba, dinding jurang akan semakin tergurus yang dapat membuat jalan amblas bahkan terputus.
Sementara itu, titik rawan bencana lainnya yakni akses menuju SD 173111 Aek Nasia. Jalan tersebut merupakan jalan yang dilintasi para pelajar dan guru yang ingin ke sekolah serta para warga masyarakat setempat.
Di titik akses menuju sekolah tersebut, tebing di atas jalan bahkan pernah mengalami longsor hingga menutupi badan jalan pada tahun 2018, lalu. Saat ini, tebing tersebut pun terlihat masih rawan longsor terlebih pada saat hujan turun.
Kepala Desa Huta Toruan VIII Robinson Manik saat diwawancarai baru-baru ini kepada palapapos.co.id mengakui bahwa sejumlah titik jalan umum di desa itu rawan longsor.
"Kalau kondisi saat ini memang ada dua titik yang paling rawan longsor. Yakni jalan lintas Aek Nasia menuju Pancurbatu dan jalan menuju SD 173111 Aek Nasia. Tahun lalu, tebing di jalan menuju SD Aek Nasia bahkan pernah longsor hingga menutupi badan jalan," katanya.
Ia mengatakan, warga masyarakat pun masih khawatir titik rawan itu sewaktu-waktu akan longsor. Untuk itu, lanjutnya, pihaknya mengharapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat dapat membangun tembok penahan tanah dan jalan di titik yang rawan tersebut.
Diakuinya, usulan juga sudah pernah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah. "Sebenarnya dana desa memang bisa dipergunakan untuk pembangunan tembok penahan tanah dan jalan. Namun dana desa masih kita fokuskan untuk pembangunan infrastruktur pertanian," ucapnya.
Dijelaskan Robinson, infrastruktur pertanian yang belum selesai di desanya yang akan dibangun melalui dana desa seperti membangun irigasi persawahan taga hambing sepanjang kurang lebih 700 meter yang akan mengairi seluas puluhan hekatre persawahan.
"Juga untuk pembangunan jalan usaha tani sepanjang sekitar 1 kilometer dari Dusun Sitarihoran menuju ke perladangan kemenyan warga. Luas lahan kebun Kemenyan warga mencapai ratusan hektare. Pembangunan Jalan usaha tani ini agar warga dapat mengangkut kemenyan dengan menggunakan roda dua. Selama ini jalan kaki dan memikul," ucapnya. (eki)