Kades Desa Simamora Rotua Pasaribu setiap turun ke Dusun Tunjul Pardarian tetap mematuhi petuah menyentuh ataupun memegang bongkahan Batu Bolon. PALAPAPOS/Alpon Situmorang

Ini Cerita Dibalik Batu Bolon Dalihan Natolu di Taput

TAPANULI UTARA - Ada cerita menarik mengenai Batu Bolon yang berada di dusun Tunjul Pardarian, Desa Simamora Siwaluompu, Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara.

Batu Bolon yang tepat berada dipinggir jalan seperti hendak jatuh menimpa badan jalan punya petuah dari turun temurun yang harus dilakukan, yakni 'Jika Melintas Wajib Untuk Dipegang'.

Itulah yang diucapkan Kades Desa Simamora, Rotua Parsaoran Pasaribu beberapa waktu lalu, saat mengajak palapapos.co.id meninjau potensi wisata Desanya.

Lebih lanjut, Rotua mengatakan, pertama kali tahu ada Batu Bolon di dusun tersebut tahun 1989, saat itu dibawa mertuanya pesta di Dusun yang dihuni 26 KK tersebut.

"Saya dan mertua berpesta di Dusun itu, saat itu kondisi jalan setapak bahkan sangat curam. Dan ada sebuah bongkahan Batu disebut warga Batu Bolon," ungkapnya.

Ditambahkannya, jika ada warga yang datang dan pergi dari Desa itu, dipetuahkan menyentuh ataupun memegang Batu Bolon yang memang terkesan angker tersebut .

"Kata petuah orang tua dulu biar selamat diperjalanan. Dan memang petuah itu kerap dilakukan bagi warga setempat," katanya.

Selanjutnya, Rotua mengatakan, mengandalkan cerita Batu Bolon itu, potensi itulah yang akan diangkat bersama Aek Pardarian jadi BUMDes wisata. "Kami telah bergotong royong membersihkan sebahagian semak menutupi Batu Bolon tersebut,"katanya.

Ternyata, sambungnya, Batu Bolon itu diatas ada tiga bongkahan besar. "Batu itu ibarat simbol Dalihan Natolu dan seberapapun hujan deras ataupun longsor Batu Bolon itu tetap diposisinya," katanya.

Untuk itulah, Rotua berniat mengemas untuk dijual sebagai objek wisata. "Kita akan benahi, akan kita hiasi dan buat tangga keatas agar pengunjung bisa memandang Aek Pardarian tepat didepannya," katanya.

Begitu lelah memandang dan swafoto bisa langsung turun ke Aek Pardarian untuk mandi serta menikmati kejernihan sungai yang masih asri tersebut. "Dulu lahan tepat tepat diatas Batu Bolon sering digunakan kamping pramuka bahkan retreat. Dua objek inilah yang akan kita jadikan BUMDes wisata," pungkasnya. (als)

Previous Post RSUD Tarutung Bakal Dijadikan Pusat Rujukan Regional, Pendidikan, Jantung dan Hipertensi
Next Post74 Tahun Merdeka, Desa Huta Repa di Simalungun Tiap Malam Gelap Gulita