Gubernur Sumatera Utara, Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi. PALAPA POS/Andi Siregar

Gubsu Edy Rahmayadi: Perbedaan Harus Dikikis

DOLOK SANGGUL - Saat ini, perbedaan menjadi ancaman besar bagi masyarakat. Selain mengancam kehidupan sosial, perbedaan juga dapat menjadi beban untuk kelangsungan pembangunan.

Demikian disampaikan, Gubernur Sumatera Utara, Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi, di sela kunjungan kerja ke Kabupaten Humbang Hausndutan (Humbahas) yang dipusatkan di Aula Huta Mas, Dolok Sanggul, Senin (11//3/2019).

Untuk mencapai kemajuan, kata Edy, perbedaan harus dikikis dan dirobah menjadi sebuah kekayaan. Di Sumut ada 33 Kabupaten/Kota dan delapan etnis asli penduduk Sumut. Di Indonesia, ada 17.548 pulau, pulau terbanyak di dunia serta 1226 suku, 928 bahasa dan sejumlah agama.

“Luar biasa Indonesia. Inilah sebenarnya, salahsatu kekayaan Indonesia yang harus kita pelihara. Sejumlah perbedaan akan menjadi perekat untuk kesatuan bangsa,” ujarnya.

Edy mengakui, kita masih selalu dan selalu dihantui perbedaan. Setiap orang bicara pasti diawali dengan suatu perbedaan. Perbedaan tadi, kerap timbul dari agama.

“Padahal, kalau kita melihat ke belakang, kita itu adalah satu. Kita itu adalah sama. Keturunan dari Adam dan Hawa, manusia yang di utus ke dunia Fana,” ujarnya.

Karena perbedaan agama, kata Edy, perolehan Suara di Humbahas pada Pilgubsu 2018 lalu sebanyak 19 persen. Itu karena saya agama Islam sementara di Humbahas mayoritas Kristen. Sebaliknya, di Madina yang milih saya 98 persen karena disana mayoritas Islam.

“Untuk pembangunan, kita jangan cerita perbedaan saudara-saudaraku. Dengan perbedaan, kita akan dibebani suatu keterbelakngan. Kita harus mengikuti adat istiadat sistem demokrasi orang luar. Di London, misalnya, ada 2 persen saja warganya non nasrani namun walikotanya agamanya Islam. Orang tak bicara siapa kau, suku apa kau dan apa agamamu. Tapi kalau dia mampu memimpin dan mensejahtrakan rakyat dialah yang terpilih menjadi pemimpin tanpa mengenal perbedaan,” tegasnya.

Perbedaan agama tidak perlu dipermasalahkan. Sebab, agama yang kita yakni masing-masing sudah final.

“Agama yang kita peluk pasti mengajarkan kita untuk saling mengasihi. Mari kita saling menghargai, mari saling menjaga,” sebutnya.

Katanya, sebagai gubernur, dirinya menghilangkan yang namanya perbedaan. “Sejak baru dilantik jadi Gubernur, kunjungan kerja pertama adalah ke Humbahas. Sementara kalau dilihat dari perolehan suara pada saat Pilkada, jumlah perolehan suara di Humbahas sebanyak 19 persen. Itu karena saya Islam. Meski demikian, itu tak menjadi alasan. Saya menghilangkan yang namanya perbedaan,” tandasnya. (and)

Previous Post Bareskrim Polri Identifikasi Akun Penyebar Hoaks Polisi Buzzer Jokowi
Next PostMobil Jatuh ke Jurang, Satu Penumpang Tewas di Tempat