
Puluhan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 11 Kota Bekasi yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Penalis (Pena Jurnalis) melakukan kunjungan edukasi jurnalistik ke Kantor DPRD Kota Bekasi. PALAPAPOS/Nuralam
Edukasi Jurnalistik, SMKN 11 Kunjungi DPRD Kota Bekasi
BEKASI - Puluhan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 11 Kota Bekasi yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Penalis (Pena Jurnalis) melakukan kunjungan edukasi jurnalistik ke Kantor DPRD Kota Bekasi serta praktik langsung di lapangan untuk memperdalam tugasnya, yakni wawancara dengan beberapa narasumber terkait, pada Rabu (22/1/2020).
Adpaun tujuan dari kunjungan siswa kali ini, yakni selain menambah wawasan yang luas terkait edukasi jurnalistik baik dalam hal wawancara kepada Ketua DPRD Kota Bekasi, Anggota DPRD Kota Bekasi, dan memperdalam ilmu jurnalistik berdasarkan pengalaman dari para awak Media yang tergabung dalam Forum Jurnalis Bekasi (Forjas) dan Ikatan Wartawan Online (IWO) serta wartawan senior lainnya yang berkecimpung di dunia jurnalistik.
Handika Nur Alam selaku Ketua Dewan Etik Forjas sekaligus perwakilan dari palapapos.co.id menjadi mentor untuk para siswa. Ia menjelaskan, bagaimana menjadi seorang jurnalis yang baik.
"Fokus utama menjadi seorang jurnalis, yakni harus cinta terhadap karya tulis. Jika kita sudah mampu mencintai apa yang kita kerjakan dengan setulus hati, otomatis rajin membaca dan mampu mempelajari cara menulis yang baik dan benar," kata pria yang akrab disapa Alam ini.
Menurut Alam, karya tulis seorang pewarta, sangat berpengaruh besar terhadap pembacanya. Pihaknya juga menganalogikan berbagai peristiwa yang terjadi selama ini, karena adanya pemberitaan, dan berita sendiri diproduksi redaksi atau diedit redaktur yang didapat dari wartawan. Kemudian, seorang wartawan harus menjalankan tugasnya sesuai jobdesk masing-masing guna menjalankan rubrik yang ada sesuai tupoksinya.
"Jadi jurnalis itu mudah, asal dia suka menulis sehingga bisa menyandang predikat tersebut. Tetapi menjadi pewarta atau wartawan, butuh keberanian serta mental yang tangguh, sehingga memiliki mental yang baja karena dunia saat ini butuh seorang jurnalis yang cerdas bukan hanya pintar," ulasnya.
Sementara itu, Yudi perwakilan dari media Radar Nonstop menjelaskan, pandangannya kepada para siswa/siswi bahwa, menjadi seorang jurnalistik itu mudah yang terpenting adalah niat pasti ada jalan. Bahkan, kode etik jurnalistik juga sangat diperlukan saat melakukan peliputan.
Tidak harus memiliki background lulusan jurnalistik. Bahkan, Yudi membuktikan dengan hanya bermodal lulusan Strata Satu Ekonomi, pihaknya bisa bertahan hingga belasan tahun menjadi seorang wartawan.
"Yang terpenting menjadi wartawan bisa melihat angle yang menarik dan membuat para pembaca juga tertarik dengan berita yang kita muat. Tidak harus panjang hanya empat hingga enam paragraf cukup yang penting isinya menarik dan edukatif apabila kita berada di media online. Kendati demikian, hal tersebut berbeda jika berada di media cetak karena jurnalis harus memiliki tiga narasumber agar berita berimbang dan lengkap sesuai fakta yang ada. Tergantung cara kita mengemas sebuah berita menjadi hal yang memiliki nilai berita," tegasnya.
Ditempat yang sama, Ketua IWO (Ikatan Wartawan Online sekaligus perwakilan dari media Inijabar.com, Iwan menambahkan, bahwa seorang wartawan atau jurnalis hubungannya itu panjang dan wartawan paling kaya dalam hal hubungan dengan relasi, wawasan dan pengetahuan.
Misalnya, kata Iwan, nilai berita digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu tulisan diangkat menjadi berita. Semakin tinggi nilai berita yang dikandung dalam sebuah peristiwa semakin kuat peristiwa tersebut diangkat sebagai berita.
Sebaliknya, semakin rendah nilai beritanya semakin rendah pula peristiwa tersebut diangkat sebagai berita. Jadi nilai berita menjadi tolak ukur layak atau tidaknya sebuah berita ditayangkan atau diterbitkan.
"Ada empat nilai berita, pertama, Cepat, aktual atau ketepatan waktu. Berita adalah sesuatu yang baru (new). Kedua, Nyata, yaitu informasi tentang sebuah fakta (fact) yang terdiri dari kejadian nyata, pendapat, dan pernyatan sumber berita. Ketiga, Penting, yaitu menyangkut kepentingan orang banyak. Keempat, menarik, yakni mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis," paparnya.
Pria yang akrab disapa Iwan ini menegaskan, pentingnya memperhatikan unsur-unsur berita dalam sebuah penulisan yaitu 5W+1H. Kemudian Struktur naskah berita yang terdiri dari Judul Berita (Head), Teras Berita (Lead) serta Isi berita (Body).
Dalam kesempatan tersebut, para siswa-siswi kelas X dan XI juga diajak berkeliling gedung DPRD Kota Bekasi, mulai dari diskusi dan tanya jawab bersama Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman Joewono Putro di Aula 3, gedung Media Center, Ruang Paripurna, Ruang Komisi, dan Ruang Aspirasi.
Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman J Putro berkesempatan untuk menyempatkan waktunya untuk bertemu siswa-siswi Penalis SMKN 11 Kota Bekasi guna memperkenalkan terkait tugas pokok serta fungsi legislatif. Kemudian mengajak foto bersama dan mengucapkan yel-yel Penalis serta Salam Literasi sebagai dokumentasi.
Sekadar Informasi, siswa yang hadir dalam kegiatan kunjungan dan praktek wawancara langsung dengan beberapa narasumber terkait yang ada di lingkungan DPRD Kota Bekasi merupakan siswa-siswi yang tergabung dalam lingkup komunitas Penalis (Pena Jurnalis) pada bidang Ekstrakurikuler.
Tak hanya itu, Leny Kurniawati merupakan salah satu anggota Forjas yang berkecimpung di dunia jurnalistik selama sembilan tahun. Kini, wanita berhijab tersebut juga mengaplikasikan edukasi jurnalistik dengan menjadi Pelatih Ekstrakurikuler di SMKN 11 Kota Bekasi. (lam)