Tingkatkan Minat Belajar di Masa Pandemi, Dinas Penididikan Toba Akan Berlakukan Kurikulum Baru
TOBA – Pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini, pembelajaran siswa secara tatap muka belum dapat dilaksanakan di Kabupaten Toba. Situasi tersebut menimnulkan kekhawatiran adanya anak yang putus sekolah.
Pelaksana harian (Plh) Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan Toba Rikardo Hutajulu mengatakan, situasi krisis ini agar tidak ada siswa yang putus sekola pihaknya berencana akan memulai pembelajaran tatap muka (PTM).
“Kami kuatir akan adanya anak sekolah yang putus sekolah. Dulu, anak sekolah putus sekolah karena ketidakmampuan orang tua. Yang kami prediksi bahwa anak putus sekolah gara-gara kelamaan tidak masuk sekolah bisa saja terjadi, dan perlu mengambil langkah untuk mengantisipasi,” ujar Rikardo Hutajulu saat dikonfirmasi, Jumat (27/8/2021)
Menurutnya, faktornya bukan itu saja, misalnya kelengkapan sarana belajar di masa pembelajaran dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
“Sejak Maret 2020 sudah mulai, hal ini disebabkan signal yang tidak dapat dijangkau dari rumah tempat tinggalnya, guru tidak pernah datang akhirnya siswa tidak pernah belajar. Karena sudah terbiasa tidak belajar jadinya tidak sekolah,”sebutnya
Atas kondisi ini, pihaknya mengakui sudah mengusulkan kepada Bupati Toba Poltak Sitorus agar segera menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan memperhatikan syarat yang termaktub dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri.
“Kami sudah sampaikan ke Pak Bupati agar dibuat tatap muka tentu dengan syarat. Maka, kita prioritaskan guru yang divaksin duluan. Sebenarnya sudah ada beberapa kecamatan yang masuk zona hijau, namun antar kecamatan tetap juga bisa saling kontak, itu yang kita takuti selama ini,”sebutnya.
Prioritas vaksinasi bagi tenaga pendidik, diharapkan dapat terlaksana agar proses belajar mengajar secara tatap muka dapat dibuka kembali.
“Makanya kita tunggulah vaksinasi ini, apalagi sekarang ini sudah ada vaksin anak. Maka, kami sampaikan ke Pak Bupati semoga umur yang 12 tahun dan umur 15 tahun kelas terakhir dalam jenjang sekolah SD dan SMP. Supaya mereka dipersiapkan untuk melanjut ke jenjang berikutnya,”tuturnya.
Lebih lanjut, ia menguraikan bagaimana kesulitan yang dialami para pelajar di Kabupaten Toba selama menjalani pembelajaran dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
“Banyak kendala selama pembelajaran daring ini, signal, orang tua yang tidak sanggup menyediakan gadget untuk anak, ada juga memang guru-guru kita yang memang belum menguasai penyajian materi dengan online,” tuturnya.
Dinas Pendidikan Toba disebutkan sedang mempersiapkan inovasi kurikulum guna meningkatkan semangat belajar siswa di masa pandemi untuk dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Dari monitoring yang kita lakukan, proses mengajar guru yang monoton membuat anak-anak tidak tertarik dengan bahan pembelajaran daring ini, difoto tugasnya lalu dikerjakan. Inilah yang kerap menyulitkan anak belajar,”ungkapnya.
Terkait pemenuhan penerapan protokol kesehatan untuk proses pembelajaran secara tatap muka nantinya, Rikardo mengakui menunggu kesiapan sekolah.
"Kesiapan sekolah dalam penerapan protokol kesehatan pada umumnya kita lihat sudah terpenuhi, walaupun masih ada yang harus diperbaiki lokasi penempatan cuci tangan,”katanya.
Dia berpesan kepada para siswa, agar tetap semangat dan jaga kesehatan. “Saat ini kita sedang mempersiapkan kurikulum agar para siswa tidak bosan dan semoga pandemi ini cepat berlalu,"pungkasnya.
Penulis: Desi