Ketua TP PKK Ny Satika Nikson Nababan boru Simamora saat menginformasikan daun Kelor bisa diolah menjadi makanan untuk menambah gizi dalam rangka mencegah stunting, Senin (1/8/2022). PALAPA POS/ Alpon Situmorang

Strategi Penurunan Stunting, Satika Tegaskan Kader Harus Kreatif dan Berkreasi

TAPANULI UTARA- Didapuk salah satu narasumber kegiatan pembinaan kader pembangunan manusia (IPM) dalam rangka intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi di Sopo Partukkoan Tarutung, Tapanuli Utara, Senin (1/8/2022), Ketua TP PKK Ny Satika Nikson Nababan boru Simamora dihadapan kader bicara mengenai strategi percepatan stunting dan pencegahan stunting.

Satika secara gamblang menekankan stunting bisa ditekan bahkan menjadi minus di Tapanuli Utara dengan menjadikan kader sebagai ujung tombak.

"Ada strategi yang harus dimiliki kader agar bisa masuk kepada keluarga yang anaknya menderita stunting, jika dijalankan dengan benar, saya yakin pasti angka stunting akan cepat menurun,"ujarnya.

Strategi tersebut yakni mengedepankan kasih sayang, merubah prilaku dari diri sendiri dan keluarga, mengunjungi penderita stunting namun sudah memiliki bekal serta pendekatan yang cukup baik serta mampu mengajari memberdayakan lingkungan untuk menambah gizi anak dan keluarga.

"Kader harus bisa dulu mengasihi anak penderita stunting seperti anak sendiri, kalau melakukan visit, apa yang mau dibawa, jangan tangan kosong, itulah pendekatan yang utama,"paparnya.

Istri Bupati Taput tersebut menyampaikan, kader harus memiliki bekal yang cukup menularkan ilmu mengolah bahan yang ada dilingkungan menjadi penambah gizi.

"Ajarkan mereka bahawa makanan yang bergizi itu tidak harus mahal. Apa yang ada disekitar kita itu bisa dimanfaatkan, ajari mereka, kontrol, itulah tugas kader,"tambahnya.

Secara hitung-hitungan, biaya yang dikeluarkan untuk mengembalikan anak yang mengidap stunting hingga normal selama enam bulan sekitar Rp 450.000 perbulannya.

"Data di Taput dari desa ada 1.843 anak mengidap stunting, biayanya sangat besar jika dihitung, APBD kita sangat terbatas, tapi jika kader bisa kreatif dan berkreasi itu tidak akan sedemikian besarnya,"ucapnya.

Lazimnya, warga yang sudah menerima bantuan program Pemerintah pastinya akan terus mengandalkannya tanpa ingin merubah mindset.

"Kalau kita kasih mentahnya, yakinlah itu tidak akan cukup, bahkan hari itu juga akan habis karna pasti tidak fokus ke penuntasan stunting. Jika perubahan mindset kader dan keluarga penderita stunting bisa dirubah, saya yakin angka yang ada itu bisa dinolkan,"pungkasnya.

Kegiatan dalam rangka pencegahan stunting di Taput diinisiasi Pemkab melalui Dinas Kesehatan.

Sebanyak 252 kader Desa/ Kelurahan akan dibuka aura berpikir serta menyamakan persepsi untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Tapanuli Utara.

Penulis : Alponso

Previous Post Pilot Project , KAGAMA dan KAFEGAMA Bidik Pendampingan Produk UMKM Taput
Next PostAnim Imanuddin Desak Pemkot Evaluasi Penyerapan Tenaga Kerja