
Literasi Digital Kemenkominfo 2021 bagi masyarakat Kota Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Kamis (8/7/2021). PALAPA POS / Desi
Literasi Digital Kominfo Diikuti 600-an Peserta di Kota Tapanuli Selatan
TAPANULI SELATAN - Program Literasi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) 2021 kali ini digelar bagi 600-an peserta di Kota Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Kamis (8/7/2021).
Webinar menghadirkan Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan H. Dolly Putra Parlindungan Pasaribu selaku pembicara kunci menyampaikan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Khairuddin Nasution (Ketua Umum MD KAHMI Padang Sidempuan), pada sesi Budaya Digital menjelaskan peluang gejala bahwa hari-hari ini dunia maya telah banyak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok intoleran untuk menciptakan ketegangan ideologis antar identitas kultural.
"Oleh karena itu, pengembangan multikulturalisme digital mendesak untuk dilakukan terutama melalui agen-agen perubahan atau pendidikan multikultural dalam jenjang pendidikan formal," jelasnya.
‘Dunia maya atau dunia virtual atau teknologi internet atau media online kerap dijadikan sebagai alat untuk menyosialisasikan dan mempropagandakan ketegangan (tension) antar identitas kultural yang dapat memicu konflik multikultural secara horizontal,"jelasnya lagi.
Sesi Kecakapan Digital oleh Asep Muhammad Lukman (Tenaga Ahli IT, Pemda Kabupaten Cianjur) menjelaskan materi dengan tema ''Strategi Digital Marketing Untuk Petani dan Nelayan di tengah Pandemi Covid-19.
"Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan adalah petani dan berkebun. Hasil yang terkenal antara lain kopi, padi, coklat, karet dan sebagainya. Sementara untuk nelayan, TapSel cukup potensial di mana terdapat garis pantai 35 km, dan memiliki laut yang potensial. Para petani dan nelayan harus memiliki kecapakan dalam perkembangan teknologi dalam mendukung usahanya,"terangnya.
Narasumber terakhir pada sesi Keamanan Digital, I Made Wiryana (Dosen Universitas Gunadarma), memaparkan tentang 'Kenali dan Pahami Jejak Rekam di Era Digital.
"Jejak digital dapat dimulai dari ketika menyalakan smartphone, mengunjungi situs, dan sebagainya. Jejak di kertas dapat dengan mudah dihancurkan, sementara jejak digital sulit dihapus. Jejak dapat disalahgunakan untuk memprofile kriminal dalam memilih korban,"sebutnya.
Langkah perlindungan jejak menurut I Made dapat dilakukan dengan menghapus akun lama, pisahkan antara pekerjaan dan pribadi, lindungi perangkat, alamat email dan password Anda dan sebagainya.
Pada kesempatan itu narasumber Asep Safa'at Siregar (Co-Founder Literacy Institute of Sumatera) menyampaikan materi Etika Digital.
Webinar diakhiri Jessica Yo (Infuencer & Youtuber dengan followers 39,8 ribu) menyimpulkan untuk tetap bijak dalam berkomunkasi di dunia maya agar tidak terjadi perpecahan kultural, meningkatkan kemampuan digital untuk para nelayan dan petani agar tidak tertinggal, serta waspada dengan posting yang melanggar hukum karena akan terekam jejak digital.
Penulis: Desi