Literasi Digital Kemenkominfo bagi masyarakat Kabupaten Mandailing Natal dilaksanakan secara virtual, Senin (5/7/2021).

Literasi Digital Kabupaten Mandailing Natal

MADINA - Dalam rangka mewujudkan pemahaman Literasi Digital bagi masyarakat Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital dengan menggunakan digital platform di 77 Kabupaten Kota area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung.

Sebanyak 600 orang peserta di setiap kegiatan ditujukan kepada PNS, TNI, Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan lainnya diberikan pemahaman akan Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing-masing kerangka mempunyai beragam tema.

"Literasi Digital bertujuan agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra-putri daerah melalui digital platform,"sebut Gubernur Provinsi Sumatera Utara H. Edi Rahmayadi sebagai Keynote Speaker secara virtual, Senin (5/7/2021) pukul 13.00 Wib.

Presiden RI Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Pada sesi Digital Skill, ANDRI PRIYANTO selaku PIC PT Cyber Global Indonesia menyampaikan materi mengenai market place untuk menjual produk dengan tema 'Mengenal Market Place Aksesibilitas Jenis dan Fitur.

"Pelaku ekonomi kreatif dapat membuat strategi perencanaan bisnis di marketplace atau bisnis online sendiri, membangun citra brand, dan memenangkan persaingan bisnis," sebutnya.

Kunci sukses dalam bisnis ialah perencanaan bisnis dan eksekusi bisnis dengan harus memiliki nilai kreatif dan inovatif, citra brand, value, dan marketing mix.

Pada sesi Digital Safety, relawan RTIK Indonesia Jumadi SPd memaparkan materi dengan tema 'Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital.

"Keberadaan jejak digital terdapat pada postingan di internet, pencarian google, data pribadi yang dipublikasikan, dan pembelian di marketplace," terangnya.

Jumadi menjelaskan dampak negative dalam dunia digital yakni pishing, pencemaran nama baik, dan mempertimbangkan pelamar kerja dari jejak dunia digital selanjutnya beberapa cara untuk merawat jejak digital seperti, tidak memposting identitas diri di media sosial, atur privasi dan keamanan di media sosial dan google juga melakukan verifikasi dua langkah.

Sementara pada sesi Digital Culture, Askolani selaku Budayawan Mandailing memberikan materi dengan tema 'Literasi Digital sebagai sarana meningkatkan pengetahuan akan warisan budaya.

"Kondisi budaya daerah dari klasifikasi aktual, terancam dan punah. Globalisasi budaya, dunia ketiga bukan lagi sebatas wilayah ekspor budaya Negara maju. Teknologi digital terdapat pada film fiksi dan dokumenter, teknologi multimedia, dan website," katanya.

Dijelaskan, Produk literasi Digital Budaya antara lain, naskah klasik beraksara Angkola – Mandailing dan naskah berbahasa daerah yang menggunakan bahasa latin.

Narasumber terakhir Bobby Nopandry S.Hut, MA selaku Founder Kayabhumi Institute dalam sesi Digital Ethics menyajikan Netiquette atau Netiket dengan tema 'Etika Berjejaring : Jarimu Harimaumu.

"Netiket adalah etika internet. Prinsip Netiket ialah jadilah netizen yang bertanggung jawab, jujur pada diri sendiri, dan hindari candu internet. Menjadi agen perubahan Netiket dan tidak terbawa arus, pahami tiap orang memiliki pemahaman yang berbeda, perubahan itu suatu proses, dan mulai dari diri sendiri," jelasnya.

Kegiatan Webinar diakhiri oleh influencer dengan followers 10,7 ribu, Yulie Sucita yang pada kesempatan itu membahas mengenai cerdas dalam bersosial media, berpikir terlebih dahulu sebelum memposting.

"Kesimpulan market place aksebilitas, dengan adanya market place seperti, tokopedia, lazada, dan shopee, kamu dengan mudah dapat memulai bisnis dari awal," pungkasnya.

Penulis : Desi

Previous Post Literasi Digital Kemenkominfo di Kabupaten Dairi
Next PostAsrama Haji Kota Bekasi Layak Menjadi RS Darurat Covid-19