Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto saat diwawancarai dan di dampingi oleh Direktur Utama PT Mitra Patriot, David Rahardja. PALAPA POS/Yudha.
Kota Bekasi Menuju Smart City: Proyek Ducting Senilai Rp 180 Miliar Siap Dimulai Tanpa Dana APBD
KOTA BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan transformasi menuju smart city. Sebagai wilayah strategis yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Bekasi kini tengah berbenah melalui peningkatan infrastruktur dan pelayanan publik yang lebih modern dan efisien.
Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH), peremajaan trotoar, serta penerapan sistem ducting untuk penataan kabel fiber optik. Sistem ducting ini dirancang untuk menggantikan kabel-kabel udara yang selama ini menjuntai dan mengganggu estetika kota.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menegaskan bahwa penerapan sistem ducting tidak hanya bertujuan mempercantik wajah kota, tetapi juga sebagai langkah preventif untuk mengurangi potensi kecelakaan.
“Ducting ini utamanya berkaitan dengan estetika dan upaya meminimalisir potensi kecelakaan. Dalam beberapa kasus, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Karena itu, perlu ada langkah strategis dan percepatan agar Bekasi menjadi kota yang modern,” ujar Tri, Rabu (3/12/2025).
Menariknya, proyek ini tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tri menyebutkan bahwa anggaran tahap pertama proyek ducting mencapai Rp180 miliar dan akan dibiayai melalui skema kerja sama dengan pihak swasta.
“Jika tahap awal berjalan lancar, akan dilanjutkan ke tahap berikutnya hingga mencakup seluruh wilayah. Lokasi awal yang akan diterapkan adalah Medansatria, Bekasi Barat, dan Bekasi Utara,” jelasnya.
Dukungan terhadap proyek ini juga datang dari pihak swasta. Direktur Utama PT Mitra Patriot, David Rahardja, menyatakan bahwa perusahaannya siap berkontribusi dalam mewujudkan kota yang tertata, indah, dan selaras dengan rencana tata ruang.
“Proyek ducting ini adalah wujud nyata komitmen kami. Kami menyediakan fasilitas penempatan kabel telekomunikasi, khususnya fiber optik, yang ditanam di bawah tanah. Ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan inisiatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ungkap David.
Lebih lanjut, David menjelaskan bahwa proses pemilihan mitra kerja akan dimulai pada akhir 2025 atau paling lambat awal 2026. Penandatanganan perjanjian kerja sama dan peletakan batu pertama (groundbreaking) ditargetkan berlangsung pada Februari atau Maret 2026.
“Kami menargetkan proses pemilihan mitra dimulai pada Desember 2025 atau selambat-lambatnya Januari 2026,” pungkasnya. (Yud).