
Wali Kota Bekasi bersama salah satu pimpinan ormas dan juga Kapolres Metro Bekasi Kota serta Kodim 05/07 Bekasi saat tatap muka dengan awak media untuk mengklarifikasi polemik atas video viral beberapa waktu lalu. PALAPAPOS/Nuralam
Wali Kota Bekasi Klarifikasi Video Viral Terkait Ormas Bekasi Geruduk Minimarket
BEKASI - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengklaim wilayah yang dipimpinnya berjalan aman dari bentuk premanisme dan pertumbuhan ekonomi daerahnya semakin menggeliat.
Pernyataan ini disampaikan Rahmat, menyusul viralnya aksi unjukrasa ribuan masyarakat dari berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan pernyataan Kepala Badan Pendapatan Daerah Aan Suhanda, saat terjadi unjukrasa di SPBU Jalan Narogong, Rawalumbu, Kota Bekasi, beberapa waktu lalu.
Pepen-sapaan Rahmat Effendi mengklarifikasi bahwa berita viral di media sosial yang menyebut Kota Bekasi tidak aman, merupakan kekeliruan atas realitas yang terjadi.
Lebih jauh, Pepen mengungkapkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi sangat baik, dan penyebutan wilayahnya sebagai Kota Preman berbalik dengan kenyataan.
“Persoalan medsos yang menyatakan bahwa Kota Bekasi tidak aman dan tidak nyaman, bahkan anekdot seperti Kota Preman perlu diluruskan. Jangan pernah ragukan kami dalam mengelola pemerintahan yang baik dan benar. Perkembangan Kota Bekasi bisa dilihat berdasarkan data,” kata Pepen kepada awak media, Senin (4/11/2019).
Selanjutnya, Pepen mengakui bahwa pihaknya memberikan kesempatan bagi kelompok masyarakat untuk memanfaatkan potensi perkembangan ekonomi di wilayahnya. Hal itu, sambungnya, diperkuat dengan adanya surat dukungan agar para pengusaha untuk memberdayakan potensi lokal melalui organisasi kemasyarakatan.
“Memang ada pemberdayaan untuk peningkatan kepada teman-teman yang selama ini belum mendapatkan kesempatan dari proses ini. Namun semuanya harus berjalan kepada ketentuan sesuai kesepakatan. Demi mewujudkan kota yang aman dan nyaman untuk masyarakat yang tinggal di Kota Bekasi,” katanya.
Unggahan video berdurasi 8 menit yang berisikan Ormas Bekasi menggeruduk salah satu minimarket, mendapat kecaman dari warganet, baik atas unggahan di youtube maupun facebook.
Warganet mengecam tindakan yang dilakukan ormas membuat kenyamanan berinvestasi di Kota Bekasi terganggu. Bahkan, dengan adanya dukungan pemerintah, ormas dituding melampaui kapasitasnya dengan memaksa para pengusaha untuk bekerjasama dengan mereka.
Warganet menyamakan antara Kota Bekasi dengan sejumlah ormasnya seperti di beberapa Negara lain yang dikuasai preman, diantaranya adalah Jepang dengan Yakuza, Mexico dengan kartel dan China dengan kelompok Triadnya.
Sementara itu, Ketua Gibas Kota Bekasi Deni Ahmad, yang terpampang wajahnya dalam video tersebut mengungkapkan permintaan maaf kepada masyarakat atas peristiwa tersebut.
Dalam kesempatan bertatap muka dengan sejumlah awak media, Deni Ahmad yang didampingi Wali Kota Bekasi, Kapolres Metro Bekasi Kota dan Kodim 05/07 Bekasi mengatakan, ungkapannya dalam video tersebut tindakan spontan tanpa maksud menimbulkan kegaduhan.
“Saya mengucapkan maaf atas semua ini. Semua hanya sekedar ungkapan dan tidak ada maksud lain. Kami mendukung pemerintah, kepolisian dan TNI,” ungkap Deni.
Dia meminta agar video yang viral tersebut dihentikan karena dapat memancing situasi yang tidak baik di Kota Bekasi. “Stop viral yang membuat kondisi tidak baik. Kita ormas akan mengikuti aturan main di Kota Bekasi,” kilahnya. (lam)