Ilustrasi Densus 88

Terungkap NII Sumbar Berencana Lengserkan Pemerintah Jelang Pemilu 2024

JAKARTA  - Penyidik Densus 88 Antiteror Polri mengungkapkan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat (Sumbar) berencana melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum Pemilu 2024.

Rencana itu diperoleh setelah para tersangk berikan keterangan kepada penyidik, dan disesuaikan dengan barang bukti yang ditemukan di lokasi penangkapan para tersangka. “Barang bukti dan keterangan tersangka menunjukkan rencana yang tengah disiapkan jaringan NII Sumatera Barat melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum Pemilu 2024,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/4/2022).

Jaringan NII Sumbar memiliki visi-misi sama persis dengan NII Kartosuwiryo, rencana mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syariat Islam, sistem khilafah dan hukum Islam.

“Barang bukti ditemukan dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan jaringan NII di Sumatera Barat sama persis dengan NII Kartosuwiryo,”kata Aswin.

Lanjut Aswin mengatakan, penyidik masih terus mendalami keterangan dari para tersangka.

Maret 2022 dilakukan penegakan hukum terhadap 16 orang anggota jaringan NII dua lokasi di Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Tanah Datar.

Jaringan NII baik sudah tersebar di daerah hingga ke pusat, diantaranya Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Sumatera Barat Bali, Sulawesi dan Maluku.

Wilayah Sumatera Barat, kata dia Aswin, dari ketrangan para tersangka yang ditangkap digunakan istilah organis terlarang itu pengurus tingkat cabang/kecamatan atau CV IV/Padang, dengan jumlah anggota mencapai 1.125 orang, sekitar 400 orang merupakan personel aktif dan selebihnya non aktif (sudah berbaiat namun belum aktif dilibatkan dalam kegiatan NII) yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan apabila perlu.

NII Cabang IV/Padang terbagi dalam 5 ranting/UD yang masing-masing beranggota sekitar 200 orang. Dari jumlah total di Sumatera Barat, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 orang di Kabupaten Tanah Datar.

Organisasi terlarang ini merencanakan persiapan logistik serangan teror berupa senjata tajam (golok) serta produsen senjata tajam (pandai besi), melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatra Barat dengan melibatkan anak-anak di bawah umur dan memiliki hubungan dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali. (red/ ant)

Previous Post Rektorat IAKN Sikapi Jabatan Henuk Setelah Terima Salinan Putusan
Next PostTri Adhianto Bilang Begini di Harlah PMII Ke-62