Ketua Dekranasda Taput, Satika Simamora saat melihat hasil tenunan Ulos pengrajin peserta lomba Ulos di Festival Tenun Ulos Batak di Hutaginjang, Muara. PALAPA POS/Hengki Tobing

Satika: Kita Akan Cari Pasar Tetap Penenun Ulos

TAPANULI UTARA - Ketua Dekranasda Taput Satika Simamora mengatakan, Tapanuli Utara memiliki sekitar tiga ribu lebih pengrajin tenun. Jika diakumulasikan, nilai transaksi penjualan tenun Ulos produk pengarajin di Taput mencapai ratusan miliar tiap tahunnya.

"Kita harus mengucapkan sukur kepada Tuhan yang memberikan talenta kepada kita dalam bertenun Ulos sehingga dapat menjadi sumber untuk menghidupi rumah tangga," kata Satika Simamora saat melihat hasil tenunan Ulos pengrajin peserta lomba Ulos di Festival Tenun Ulos Batak di Hutaginjang, Muara, Jumat (29/11/2019).

Kedepan, Satika mengatakan, pihaknya akan terus mencari pasar tetap bagi penenun Ulos yang mampu menampung hasil kerajinan tenun dengan harga yang tidak merugikan penenun itu sendiri.

"Saya yakin tenunan Ulos mampu sejajar dengan pakaian bermerek. Kalau tenunannya bagus, saya yakin harganya juga pasti mahal. Namun penenun harus jujur. Menjaga kepercayaan pemakai Ulos itu yang utama. Kalau sudah terpercaya, mereka akan balik belanja," tegas Satika.

Baca Juga: Pertama Kali, Ratusan Petenun Tradisional Ramaikan Festival Ulos Batak di Hutaginjang Muara

Baca Juga: Mutiara Pandiangan, Petenun Ulos 'Harungguan' Mampu Kuliahkan Tiga Anaknya dari Hasil Tenun

Selain itu, lanjut Satika, penggunaan dan motif Ulos juga diharapkan agar menyesuaikan dengan keinginan pasar. Penenun dituntut harus kreatif. Harus mampu melihat keinginan pasar.

"Bedakan Ulos untuk adat dan untuk fashion. Penenun juga agar mampu menggunakan benang dengan pewarnaan alam. Bagaimana agar Ulos kita bisa bersaing di Jakarta, ini yang harus kita lakukan. Semua penenun kita harus sejahtera," ucapnya.

Seperti diketahui, Festival Tenun Ulos Batak digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (29/11/2019), di objek wisata Panatapan Hutaginjang, Muara.

Festival Ulos ini diisi dengan sejumlah kegiatan diantaranya lomba tenun Ulos, pameran Ulos dan pemberian penghargaan Lyfetime Achievment bagi penenun Ulos dari kaum lanjut usia (lansia).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Taput, Bontor Hutasoit mengatakan, perlombaam tenun Ulos diikuti sekitar 500 penenun berasal dari Kecamatan Tarutung, Siatas Barita, Adian Koting, Sipoholon dan Muara.

"Maksud dan tujuan dilaksanakannya festival Ulos, untuk meningkatkan budaya dan martabat pengarajin tenun, melalui peningkatan kualitas dan mutu Ulos yang dapat berdaya saing," kata Bontor Hutasoit.

Marjunjung Hutabarat, mewakili tim juri lomba Ulos mengatakan, aspek penilaian dewan juri dalam perlombaan Ulos meliputi motif, kombinasi warna yang menarik dan kerapihan. (eki)

Previous Post Demo DPRD Kota Bekasi, Ratusan Guru dan TKK Tuntut RAPBD 2020 Disahkan
Next PostMinus Fraksi Golkar Persatuan, Fraksi di DPRD Kota Bekasi Temui Pendemo