
Simulasi penanganan pasien suspcet virus corona di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi. PALAPAPOS/Nuralam
RSUD Kota Bekasi Gelar Simulasi Penanganan Penderita Suspect Corona
BEKASI - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi melakukan simulasi penanganan pasien suspcet virus corona, Kamis (5/3/2020).
Dalam simulasi tersebut, tampak salah satu pasien yang datang lantaran mengeluhkan demam dan batuk-batuk. Pasien tersebut mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Bekasi.
Kemudian, seorang petugas datang dan menanyakan keluhannya pasien. Saat itu, pasien mengaku pernah berpergian ke luar negeri. Tim medis kemudian mencurigai pasien tersebut terjangkit virus corona.
Lalu petugas menghubungi tim satgas di ruang isolasi. Di dalam ruang isolasi itu, nampak petugas mengenakan alat pelindung diri lengkap langsung membawa pasien ke dalam ruangan isolasi.
Didalamnya, pasien diberikan infus dan langsung dilakukan pengawasan secara rutin dan dalam waktu kurang dari 24 jam, jika memang benar-benar terjangkit, maka langsung dirujuk ke RS yang ada di DKI Jakarta untuk dilakukan perawatan.
Ahli paru RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, dr Anggarjito mengatakan, jika pasien itu dicurigai virus corona maka tahap itu adalah tahap pengawasan. Pasien itu akan dianalisis awal dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Kita masukan ke dalam isolasi untuk pengawasan yang sesuai dari Kemenkes. Yang diingat, kita tidak sebagai rumah sakit rujukan yah. Jika ada pasien suspect, akan kita rujuk itu juga dengan risiko ke rumah sakit yang ditunjuk Kemenkes,” ujarnya.
Ia menjelaskan, jika pasien suspect corona diletakkan di ruangan isolasi, maka pihak rumah sakit yang men-screening awal bagaimana status pasien apakah negatif atau positif. Ruang isolasi itu dilengkapi dengan hepafilter.
“Jelas berbeda, sesekali kalau diletakkan di ruang biasa, kalau dengan kondisi ini kan pasien corona penularannya dengan droplet, jadinya akan beresiko terhadap penularan jika di ruang biasa," kata Anggar salah satu Tim Satgas.
Dia menjelaskan, ruang isolasi dilengkapi hepafilter yang akan memfiltrasi dan menciptakan tekanan negatif -30. Hal ini bisa langsung menarik keluar kuman-kumannya tersebut. Menurutnya, kuman bisa terlokalisir di ruangan tersebut.
Selanjutnya, pemeriksaan akan dilakukan di ruang isolasi selama kurang lebih enam jam untuk mendiagnosis pasien itu terjangkit virus corona.
“Kita screening di awalnya di IGD. Lalu diisolasi ke ruangan khusus. Di dalam waktu enam jam kita harus bisa menilai, mendiagnosis pasien itu ke dalam corona. Tapi kalau untuk ronsen saja dalam waktu dua jam itu sudah bisa diumumkan,” terangnya.
Jika pasien itu didiagnosis resiko tinggi dan pengawasan virus corona, maka pasien langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat yang dianjurkan Kemenkes. “Yang pasti kita ajukan ke rumah sakit terdekat dari Bekasi, yakni RS Persahabatan atau RSPI,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Kusnanto Saidi menyampaikan, sebenarnya tujuan dari simulasi ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
"Ya karena selama ini orang mendapatkan informasi dalam bentuk WhatsApp dan media lainnya, dan kita ini benar-benar dari unsur medis tidak ada Hoaks dan lain-lain," katanya.
Dirinya berharap, dengan adanya simulasi ini, pihaknya akan mempersiapkan sebaik mungkin. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat.
"Saya harapkan masyarakat bisa menonton konten simulasi ini, supaya bisa tahu mana sih yang sebenarnya orang yang terkena corona dan penanganannya seperti apa. Ini yang harus kita berikan pemahaman kepada masyarakat, yang pasti kita akan berikan informasi agar masyarakat tidak merasa khawatir," tukasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan, simulasi ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika nantinya ada warga Bekasi yang dicurigai terkena virus corona.
“RSUD ada simulasinya hari ini, bagaimana kita proses kalau ada warga Kota Bekasi mereka datang ke rumah sakit,” ujarnya.
Ia mengatakan, RSUD siap dari sisi medis, paramedis, sarana dan prasarana, serta tindakan medis untuk menangani pasien penderita virus corona.
"Yang lebih penting lagi kita melakukan pencegahan terkait penyakit ini. Jadi, Kota Bekasi menerapkan yang sehat tidak perlu menggunakan masker," tukasnya. (lam)
Baca Juga: Presiden Jokowi Perintahkan Kapolri Tindak Tegas Penimbun Masker
Baca Juga: Tim Siber Polda Metro Awasi Indikasi Penimbunan Masker Dari Toko Daring
Baca Juga: Presiden Umumkan Temuan Kasus Infeksi Corona Pertama Di Indonesia