Pengakuan Warga, Bikin Suket Kematian Dibanderol Rp 550 Ribu di Kelurahan Margahayu Bekasi Timur
BEKASI - Lagi kondisi berduka, Hardi (45) mengurus kelengkapan administrasi berupa Surat Keterangan (Suket) Kematian di Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi, terpaksa merogoh kocek sebesar Rp 550 ribu agar pihak Kelurahan mengeluarkan surat yang akan dipergunakan untuk mengklaim asuransi Jasa Raharja kematian anaknya.
Hardi, warga RT002/006, kehilangan anaknya karena meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di wilayah Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi pada bulan Desember 2019.
"Karena diminta, dan saya butuh untuk klaim asuransi, ya mau gak mau saya bayar," ungkap Hardi, Senin (13/1/2020).
Dia mengatakan, salah seorang staf Kelurahan yang memintanya untuk membayar biaya tersebut.
"Saya lupa namanya, cuma biayanya segitu," kata Hardi.
Tindakan pungutan terhadap pembuatan Surat Keterangan Kematian mendapat kecaman dari MUhaimin, Ketua Karang Taruna RW 006 Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur.
Menurutnya, keluarga korban laka lantas tengah berduka, sangat tidak pantas pihak Kelurahan menjerat dengan biaya yang tidak ada dalam ketentuan.
"Ini sudah kelewatan dan Lurah harus bertanggung jawab atas masalah ini," tegas Muhaimin saat dikonfirmasi.
Selain pungutan tersebut, Muhaimin juga membeberkan bahwa di Kelurahan Margahayu kerap terjadi pungutan lain. Salah satunya adalah pada saat Karang Taruna melakukan aksi sosial gerakan ekonomi kerakyatan pada akhir Desember 2019.
Saat itu, Muhaimin menyimpan sebagian perlengkapan kegiatan di kantor Kelurahan. Namun Lurah memintanya agar mengeluarkan uang dengan dalih untuk para staf.
"Saya juga sempat dimintai uang sama Lurah Margahayu karena menyimpan beberapa logistik sosial di kantor kelurahan. Saya pikir ini keterlaluan. Masa ya untuk kegiatan sosial saja dimintain, bagaimana dengan yang lainnya. Lurah sudah kehilangan sisi kemanusiaannya," tandas Muhaimin.
Saat dikonfirmasi, Lurah Margahayu, Andi Widyo berdalih tidak ada pungutan di kantor yang dipimpinnya, apalagi untuk biaya pembuatan suket kematian.
"Pelayanan gratis bang. Makanya saya tanya itu melalui siapa, nanti saya suruh kembalikan staf yang menerima," kelitnya. (lam)