Bupati Taput Nikson Nababan dihadapan Kepala BWS II dan BPPW Ditjend Cipta Karya Kemen PUPR saat memaparkan daerahnya krisis air minum dan meminta dukungan anggaran APBN gyna membangun SPAM. PALAPAPOS/Alpon Situmorang

Pembangunan SPAM Sebesar Rp 70 Miliar Dinilai Mampu Atasi Krisis Air Minum di Taput

TAPANULI UTARA - Agenda rapat pembahasan bersama Detail Engenering Design (DED) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) khusus wilayah Tarutung sekitarnya, disepakati dari usulan pembangunan SPAM menggunakan air baku Butar yang sebelumnya Rp60 miliar didesain dan dinaikkan menjadi Rp70 miliar lebih. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Taput Nikson Nababan mengatakan jika nantinya terwujud akan bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada keluhan air mati.

"Pak Maman, persoalan air minum sangat klasik di wilayah kami, hampir setiap hari banyak keluhan ke WA saya air mati. Bahkan, saya sendiri juga mengalami krisis air di rumah dinas," katanya.

Nikson mengatakan, krisis air bersih di Tarutung sekitarnya sebenarnya sangat aneh melihat banyaknya sumber air yang bisa diberdayakan.

"Kalau kita buat Sumur Bor di daerah Sipoholon ada air panas keluar, Siatas Barita pun tidak bagus kualitasnya. Makanya, kita terus berjuang sejak awal agar sarana air minum ke warga tercukupi," urainya.

Bahkan, sebut Nikson, perjuangan membenahi sistem penyediaan air minum telah dilakukan dengan menggiring Menteri PUPR Basuki tahun 2016 ke Sumber Air Ugan.

"Sudah dibangun tapi tetap kurang, ternyata ada masalah baru, yakni pipa yang sudah kadaluarsa dan sumber air Sibadak dan Simarsasar tidak lagi mampu mengcover pelanggan PDAM," paparnya.

Selanjutnya, Nikson meminta pembangunan SPAM nantinya yang didesain ulang anggarannya dengan kapasitas 100 liter per detik akan mampu memenuhi 10 ribu pelanggan.

"Jika itu jadi, tiga kecamatan akan dicover, yakni Tarutung, Siatas Barita dan Sipoholon, dan memang ketiga kecamatan ini sesuai RDTR akan jadi pusat bisnis, pemukiman dan pariwisata," tambahnya.

Selain itu, pembangunan SPAM berbiaya besar diharapkan akan bisa bertahan hingga 30 tahun. "Sekali membangun harus tahan 30 tahun sehingga akan terasa kedepannya," pintanya.

Terpisah, Direktur PDAM Mual Natio Lamtagon Manalu membenarkan adanya pembahasan desain ulang DED SPAM Tarutung."Sebelumnya Rp60 miliar, dinaikkan Rp70 miliar lebih dimana BPPW akan membangun instalasi pengolahan air minum dan jaringan distribusinya," sebutnya.

Dengan dukungan debit air mencapai 100 liter per detik dari sebelumnya 40 liter per detik, Lamatagon optimistis krisis air minum tidak akan terjadi lagi.

"Dengan turunnya rombongan BWS dan BPPW Kemen PUPR pembangunan sistem penyediaan air minum di Taput semakin jelas ditampung tahun depan," pungkasnya.

Pembangunan IPA dua unit dan reservoar dua unit untuk kebutuhan air bersih di tiga kecamatan diperkirakan akan menelan biaya kurang lebih Rp70 miliar dari dana APBN Dirjen Sumber Daya Air dan Dirjen Cipta Karya. 

Selain Bupati Taput Nikson Nababan, kegiatan rapat pembahasan tersebut juga diikuti Kepala BWSS II (Balai Wilayah Sungai Sumatera) Maman Nopriyaman, Mayjen Telaumbanua (Kasi Perencanaan), Herbert Sihite (Kasi Pelaksana), Hastiono (PPK Fisik) serta dari BPPW (Balai Prasarana Pemukiman Wilayah) Sumatera Utara Marlina R. Sihombing (Kasi Perencanaan) dan Hizkia Pasaribu (PPK Fisik), Senin (27/7/2020) di rumah dinas Bupati. (als)

Previous Post Wali Kota Minta Jangan Ada Perpecahan di Musda Komnas WI Tebing Tinggi
Next PostPemko Tebing Tinggi Wacanakan One Student One Acount Bank