Jembatan Kembar di Lombang Siduadua Parapat hingga kini belum ada perbaikan dan revitalisasi yang berkualitas. Untuk itu pengendara diharapkan tetap waspada dan berhati-hati saat melintas dijembatan berbahaya itu. PALAPAPOS/Jes Sihotang

Nasib Jembatan Kembar Siduadua Parapat Diujung Tanduk

SIMALUNGUN - Sejak bertubi-tubi dihantam banjir bandang dan nyaris mememangsa korban, sekaligus kerap membuat kesal pengendara karena terhambat lumpur menjadikan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Parapat jadi macet kala itu, ternyata kini sejak kawasan jembatan Kembar Siduadua Parapat mulai aman dan agak kondusif.

Meski begitu, penanganan pembangunan jembatan yang berbatasan dengan Nagori Sibaganding dengan Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten SImalungun, Sumut, itu belum ada tanda-tanda keseriusan perbaikan.

Pasalnya, pihak terkait hanya membuat tembok penahan berupa ding-ding jembatan baik di ujung jalan keluar dan masuk dan perbaikan itu masih terkesan diujung tanduk. Hal itu diungkapkan warga sekitar, B Sinaga (55) Senin (20/5/2019) disalah satu warung kopi milik Boru Harinaja dikawasan Jembatan Kembar tersebut.

Menurut Sinaga, dua buah jembatan yang berdampingan itu hampir 30 kali dihantam erupsi banjir bercampur material batu, kayu balok dan lumpur kental berpasir yang kala itu datangnya tiba-tiba dengan tonase cukup banyak.

"Jembatan ini dihantam benturan keras membuat pondasinya agak terganggu, belum lagi sejumlah alat berat yang harus membersihkan material longsor dari bahu jembatan, diikuti truk-truk mitra PT TPL dan jenis lainnya seperti pembawa pakan pellet (pakan ikan Nila) truk jenis kontainer, tronton lainnya yang mengangkut material ke PT Inalum membuat jembatan ini semakin goyang saat menahan beban bertonase berat itu," jelas  Sinaga.

Lebih jauh, ia menuturkan, alangkah baiknya perbaikan dan pengecekan kualitas dan kuantitas jembatan Siduadua Parapat ini diperiksa kembali, apakah masih layak pakai atau memang sudah harus diperbaiki, sebab pondasi-pondasinya kini sudah dihantui lubang-lubang besar dan posisi jembatan sepertinya sudah agak miring yang kerab bakal mengancam pengendara.

Warga lainnya, N Sirait (45) juga memberikan tanggapannya agar jangan saat jembatan ini dihantam lumpur semua pejabat turun dan kerab berselfie ria disana, mulai dari Wagubsu, DPD, DPR, DPRD dan yang mengaku dari pihak Kementerian PUPR, serta dari Dinas jalan dan jembatan Pempropsu.

"Tidak hanya itu, sejumlah pejabat dari berbagai instansi itu sudah meninjau jembatan Siduadua dikala diterpa banjir bandang dan saat macet, semua 'berisik' mengapa terjadi banjir lumpur, dan semua berjanji akan segera memperbaiki jembatan fital di jalinsum Parapat itu," bebernya.

Namun hasilnya, sambungnya, sejak Desember 2018 hingga jelang lebaran nanti diperkirakan kawasan jalan lintas dan di area jembatan paling hanya dapat jatah sulam tambal. "Itu artinya semua pejabat termasuk Wagubsu yang sudah ke TKP kala itu diduga hanya omdo alias omong doang dan mereka yang berselfie ria disana hanya sebagai kamuflase belaka sebagai bagian dari pencitraan doang," ketus Sirait.

Sementara itu, menelisik kejadian banjir bandang yang menghantam Jembatan Sidua-Dua Parapat kala itu baiknya menjadi pembelajaran bagi para punggawa Negeri ini agar ketika kejadian datang banyak pihak yang 'setor wajah' dan 'bla-blaaaa', namun tindak lanjut penanganan untuk kawasan jembatan Siduadua Parapat dan perbaikan jembatan itu sudah enam bulan berlalu tanpa sentuhan yang berarti. (jes)

Previous Post Kapolres: Kasus Pilot Sebar Ujaran Kebencian Masuk Tahan Penyidikan
Next PostCall Centre 112 Menjadi Usaha Pemkot Tebing Tinggi Mengatasi Masalah Darurat