Menteri Koperasi Ajak Korporasi Dongkrak Kewirausahaan
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengajak korporasi, termasuk swasta, untuk mendongkrak rasio kewirausahaan di Tanah Air yang salah satunya melalui pemberdayaan pelaku UMKM.
"Pemerintah tidak bisa sendiri makanya dengan perusahaan lain seperti Sampoerna, BUMN, dan kampus, harus bekerja sama," katanya saat meninjau pameran Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (SETC) di Desa Budaya Kertalangu Denpasar, Sabtu (15/12/2018).
Menurut dia, tantangan saat ini adalah kehadiran teknologi digital yang harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha karena memberikan kemudahan khususnya dalam bidang pemasaran. Pada era revolusi industri 4.0 itu, lanjut dia, akan semakin memudahkan pelaku UMKM yang bisa mempromosikan produknya hanya dengan memanfaatkan telepon pintar.
Untuk itu, ia terus mendorong pelaku UMKM termasuk perusahaan melakukan evaluasi mengingat era digitalisasi yang semakin berubah cepat. Pemerintah melakukan beragam evaluasi sehingga rasio kewirausahaan hingga 2017 dapat ditingkatkan menjadi 3,1 persen dari 1,65 persen dari total jumlah penduduk tahun 2014.
Meski ada kenaikan, mantan Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013 itu menambahkan, rasio kewirausahaan diupayakan untuk terus ditingkatkatkan agar bisa mengejar negara di kawasan Asia Tenggara, misalnya Singapura yang sudah tujuh persen.
Sementara itu, Kepala Hubungan Daerah dan Tanggung Jawab Sosial (CSR) Sampoerna Ervin Laurence Pakpahan menjelaskan, SETC merupakan salah satu fokus pemberdayaan UKM.
Hingga saat ini, lanjut dia, SETC telah mengembangkan sekitar 40 ribu wirausahawan di 79 kota/kabupaten di Indonesia. Untuk memperluas potensi pasar dan unjuk kebolehan para UKM binaan, pihaknya sejak tahun 2009 mengadakan pameran yang tahun ini bertajuk era baru kewirausahaan.
Pameran produk yang mendatangkan lebih dari 180 UKM binaan dan 90 stan itu, juga melibatkan pemangku kepentingan terkait wirausaha, seperti lembaga keuangan, lembaga konsultasi bisnis, dan instansi terkait lainnya. Senada dengan Puspayoga, era disruptif dengan kemunculan teknologi digital saat ini perlu disikapi sebagai peluang untuk memperluas jangkauan pemasaran produk mereka, bahkan hingga ke luar negeri.
Meski demikian, dari 59,26 juta pelaku UKM di Indonesia, baru sekitar 4 juta pelaku UKM yang memanfaatkan teknologi digital dan media sosial, padahal pengadopsian teknologi digital untuk pemasaran produk terbukti mampu membuka peluang ekspor dan meningkatkan penghasilan pelaku UKM hingga 26 persen.
"Dalam perkembangannya, kami terus memperbaiki diri dan melebarkan manfaat seluas-luasnya sehingga dapat dijadikan rujukan bagi perusahaan maupun lembaga lain serta menjadi pusat interaksi dari seluruh pemangku kepentingan," katanya. (ant)