
Penandatangan kesepakatan atas rancangan SKKNI, KKNI di akhir kegiatan uji petik bidang ekowisata di Hotel Danau Toba Internasional Cottage, Parapat, Simalungun, Senin (10/10/2022). PALAPA POS/ Desi
Kemenparekraf RI Gelar SKKNI, KKNI dan Skema Okupasi di 10 Hotel KDT
PARAPAT - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan kegiatan Workshop (Uji Petik) Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Skema Okupasi bidang Ecotourism, di Hotel Danau Toba Internasional Cottage, Parapat, Kabupaten Simalungun, Senin (10/10/2022).
Direktur Standarisasi Kompetensi Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Titik Lestari membuka kegiatan secara Virtual dengan peserta di 10 hotel di kawasan Danau Toba untuk 10 bidang berbeda.
"Pariwisata harus berkelanjutan secara khusus Sumber Daya Manusia tidak hanya di tingkat nasional namun ke tingkat Asean atau global. Target kita standar kompetensi bisa diselesaikan melalui 10 bidang rancangan SKKNI,"sebutnya dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi kegiatan diikuti peserta terdiri dari pemandu wisata, akademisi dan pemangku kepentingan.
Irwan Thamrin, founderland dari wisata sekolah.com menjelaskan, perumusan kali ini mengalami perubahan dari SKKNI tahun 2009.
"SKKNI 2009, kepemanduan eko wisata itu sudah out of death, jadi harus kita rubah semua makanya kita buat FGD karena teman-teman lebih tahu apa yang kita butuhkan. Satu contoh dari unit kompetensinya, di 2009 itu seorang pemandu masih harus bisa memasukkan disket ke dalam computer, itu sudah tidak relevan sementara kita sudah bicara tehnologi digital dan aplikasinya”.
Kemudian konteks ekosistemnya itu dari substansi belum mengakomodir kebutuha pariwisata berkelanjutan dan eko wisata itu sendiri.
’Maka substansi dari praktik kepemanduan itu harus dirubah. Di Indonesia sendiri sangat susah melahirkan pemandu-pemandu eko wisata karena sertifikasi nya jarang begitu juga pelatihannya,"terangnya.
Lebih lanjut, Irwan mengakui masyarakat Toba sudah hidup dalam lingkungan dan alam yang bersosial budaya. Tapi praktik kehidupannya belum memahami betul kaidah-kaidah keekowisataan.
"Toba ini adalah salah satu living laboratorium untuk world class education echotourism destination. Tanpa disadari teman-teman di Toba ini hidup dengan lingkungan yang eko dan sudah menjadi destinasi wisata atau ekowisata sebenarnya. Jadi tidak hanya butuh masukan tetapi kita semacam nyalakan gong untuk teman-teman di Toba bahwa Toba punya ini lho, asalkan dikelola dengan baik wah besar sekali potensinya, itu yang kita harapkan di Toba ini," tuturnya.
Kegiatan uji petik yang membawa angin segar bagi para pemangku kepentingan dunia pariwisata diantaranya, pemandu wisata disampaikan salah seorang peserta dari Himpunan Pramuwisata Indonesia, Jack Nathan.
"Kita membutuhkan SKKNI sebagai nilai unjuk kerja dalam banyak profesi, bukan hanya kepemanduan. Untuk semua unit yang ditunjukkan hari ini ada 32 unit sudah lengkap dan sangat membantu sebagai acuan unjuk kerja seorang pemandu ekowisata. Kedepan kita mampu memiliki pemandu-pemandu wisata sesuai dengan tuntutan kerja dan profesi, yang pasti SKKNI ini sebagai pembuktian kemampuan pemandu eko wisata di Indonesia," sebut pemandu bidang minat khusus dari DPC HPI Sumut itu di sela-sela kegiatan.
Kegiatan berakhir dengan penetapan hasil dan penandatangan kesepakatan atas rancangan SKKNI dan rancangan jenjang kualifikasi dan identifikasi kemungkinan jabatan pada KKNI dan peta jabatan pada skema okupasi oleh perwakilan dari tim perumus, tim teknis Kemenparekraf, peserta dan Key Experts CBS.
"Acara ini terkait SKKNI sama KKNI dari skema okupasi nanti muaranya itu akan ditetapkan sebagai peraturan, undang-undang yang ditetapkan oleh Permenaker harus melalui beberapa proses verifikasi untuk menjaring saran dan masukan dari pemangku kepentingan di daerah yang disusun oleh tim perumus sudah sesuai dengan berorientasi kepada kebutuhan industri dan pengguna standard nantinya,"sebut Tim konsultan CBS Roni Khoiron, usai kegiatan.
Melalui keguatan SKKNI ini, kualitas sumber daya manusia di Toba diharapkan dapat meningkatkan sehingga mampu bersaing di dunia pariwisata.
"Saya lihat Toba ini potensinya luar biasa untuk ekowisata, tinggal di kembangkan sumber daya manusia saja. Target kita SKKNI ini diserahkan akhir tahun ini ke Kemenaker untuk disahkan sebagai undang-undang, setelah disahkan berarti menjadi acuan untuk dunia pelatihan, selanjutnya terkait unit-unit kompetensi yang ada di SKKNI," pungkasnya.
Penulis : Desi