TARUTUNG - Bencana Gempa Bumi Tektonik yang melanda wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, tepatnya berada di posisi Zona Sesar Sumatera pagi ini, Selasa (15/1/2019) sekitar pukul 06.59 Wib sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar.

Berdasarkan rilis BMKG, gempa tektonik dengan kekuatan 5.0 skala richter ini terletak pada koordinat 1.80 LU dan 99.12 BT atau tepatnya berlokasi di darat 26 km tenggara Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, di kedalaman 10 KM berpusat di Pahae, sempat memicu turbin pembangkit listrik tenaga panas bumi Sarulla mati.

Matinya turbin tersebut dibenarkan, Humas SOL Industan Sitompul via selular. "Memang sempat mati dan karena disebabkan adanya gempa. Turbin pembangkit listrik secara otomatis mati bila ada getaran akibat sensor yang dimilikinya," ungkapnya.

Jadi, sambungnya, itu biasa karena teknologi turbin itu menangkap bila ada guncangan maupun getaran yang cukup keras seperti gempa bumi maka turbin akan mati. "Itu bagian dari keamanannya dan saat ini sudah kembali normal," tukasnya.

Sementara itu, salah satu warga Sarulla, Dedi Sihite mengatakan, gempa yang berpusat didaerahnya goyangannya cukup kuat. "Warga sempat panik bahkan trauma mengingat gempa yang lalu sempat mengguncang dan membuat kerusakan cukup parah. Namun sejauh ini tidak ada bangunan yang rusak ataupun rubuh," ujarnya.

Berdasarkan rilis dan analisis BMKG gempa tektonik yang terjadi pagi tadi bahwa dengan memperhatikan episenter dan kedalaman hiposenter, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) pada segmen Toru.

Dimana gempa tersebut dibangkitkan deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis mendatar (strike slip fault). Guncangan gempa juga dirasakan di daerah Tarutung, Sipahutar IV MMI, Porsea II-III MMI, Siborongborong dan daerah lainnya. Beruntung dari hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak menimbulkan potensi tsunami. (als)