Program Literasi Digital Kementerian Kominfo 2021 digelar bagi masyarakat Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Kamis (22/7/2021).

Bijak Bermedia Digital Bagi masyarakat Dairi

DAIRI - Program Literasi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) 2021 digelar bagi 600 an peserta di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Kamis (22/7/2021).

Gubsu H. Edy Rahmayadi selaku pembicara kunci memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.

Muhtadi Zubeir (Praktisi IT dan Pengajar MZ IT Team Unsa Surakarta dan Anggota RTIK Solo Raya), pada sesi Kecakapan Digital memaparkan tema 'Pentingnya Memiliki Digital Skill di Masa Pandemi Covid-19.

"Manfaat media sosial dalam bisnis ialah pelanggan dimudahkan, promo berlimpah, dan saling bantu sesama. Bangun jejak digital dari sekarang dengan cara narasikan diri dan berbagi aktivitas serta membuat konten sesuai dengan kemampuan dan pengkikut di media sosial.

Rumus bertahan hidup di masa pandemi meliputi, berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, komunikasi, berbagi, dan kolaborasi,"sebutnya.

Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital, Sabam Parjuangan memberikan materi dengan tema 'Tips dan Trik Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital.

"Trik mengamankan seluruh akun pribadi dan datanya dengan menggunakan atau mengaktifkan dua faktor autentikasi atau 2FA.

Trik mengamankan akun media sosial meliputi, gunakan email yang memiliki 2FA, selalu log out dari perangkat ketika sudah selesai menggunakan, tidak membagi password kepada siapapun, tidak mudah menyetujui pertemanan tanpa mengenalnya dengan baik, hati-hati dengan permintaan teruskan pesan yang masuk ke inbox, serta hati-hati menerima telpon yang baru pertama kali melakukan panggilan," terangnya.

Sesi Budaya Digital, Robert Tua Siregar (Ketua LPPM dan Wakil Ketua Dewan Pengupahan) memberikan materi memahami multikulturalisme dalam ruang digital.

"Teknologi internet yang bisa mengubah segalanya ini dapat mengakibatkan permasalahan multikultur, karena dapat bertemu dengan orang yang sangat berbeda.

Tantangan multikulturalisme dalam dunia digital salah satunya tantangan globalisasi yang mencakup, surutnya nasionalisme dan determinasi teknologi komunikasi”.

Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital, Rudiarman Purba mengangakat tema 'Bahaya Pornografi untuk Otak Anak.

Rudiarman menjelaskan pornografi merupakan Sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan.

Penyebab anak terkena pornografi antara lain, penasaran dan coba-coba mengakses situs berisi muatan pornografi, pola asuh anak yang keliru, terpengaruh teman dan lingkungan sekitar, serta tidak sengaja melihat pornografi saat sedang mengakses internet.

Webinar diakhiri oleh, Aliah Sayuti (Aktivis dan Influencer dengan Followers 326 ribu) menyimpulkan, rumus bertahan hidup di masa pandemi meliputi, berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, komunikasi, berbagi, dan kolaborasi.

"Tantangan multikulturalisme dalam dunia digital salah satunya tantangan globalisasi yang mencakup, surutnya nasionalisme dan determinasi teknologi komunikasi. Serta, untuk menghindari dampak buruk dari kebiasaan terlalu banyak menonton video porno, dianjurkan mengisi waktu dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat, seperti kegiatan bersama keluarga, atau berolahraga secara rutin," pungkasnya.

Penulis: Desi

Previous Post Dinas Pendidikan Provinsi: Pelaku Pungli di PPDB Online Akan Dapat Sanksi Tegas
Next PostRahmat Effendi: Kota Bekasi Pantas Masuk Level 2 PPKM Darurat