
Polisi masih menyelidiki penyebab pasti meninggalnya Pattas Nainggolan usai bergumul dengan Jonatan Sianturi. PALAPAPOS/Alpon Situmorang
Berawal Dari Ejekan, Dua Keluarga Bentrok Hingga Satu Orang Tewas
PAHAE JAE - Berawal dari ejekan, menyebabkan dua keluarga terlibat bentrok hingga mengakibatkan satu orang warga bernama Pattas Nainggolan meninggal dunia.
Kapolres Taput melalui Kasubbag Humas Sutomo Simarare, Senin (25/2/2019) membenarkan meninggalnya Pattas Naingolan, warga Dusun Aek Horsik, Desa Tordolok Nauli, Kecamatan Pahae Jae, Tapanuli Utara.
Sutomo menuturkan, kronologisnya berawal pada Minggu (24/2/2019) sekitar pukul 13.30 Wib, ketika itu Mutiara Siregar sedang duduk-duduk di rumahnya.
Tiba-tiba putri kandung korban Pattas Nainggolan, Lilis Nainggolan mengatakan, secara berulang kali kearah Mutiara. "Toto Te, Pangallang Te Ni Babi" artinya Toto Taik, Pemakan Taik Babi. Mendengar perkataan Lilis Nainggolan yang sudah dalam keadaan kurang waras, Mutiara hanya diam saja.
Saat mengetahui yang diejek ternyata diam saja, Lilis akhirnya menjadi marah dan tangannya mengambil beberapa batu dan langsung melempar batu tersebut kearah Mutiara.
Melihat lemparan batu tersebut, kemudian Mutiara mengelak dan batu tersebut mengenai kaca jendela rumah rumahnya. Kurang puas dengan perbuatannya, Lilis kembali melempari atap seng rumah Mutiara sebanyak dua kali.
Melihat Lilis terus melempari Mutiara, terjadilah pertengkaran diantara keduanya hingga saling jambak-jambakan rambut. Setelah beberapa saat terjadinya jambak-jambakan, kemudian datang Ayah Lilis, Pattas Naingolan (korban) dan mendekati dan memukul kearah tubuh Mutiara dengan sebatang ranting.
Namun, Mutiara secara refleks mengelak dan menangkis pukulan kayu yang diarahkan Pattas dengan tangan kanannya. Melihat ibunya dianiaya, kemudian anak Mutiara Jonatan Sianturi datang langsung mendorong tubuh Pattas ke samping rumah Lina Hutasoit.
Sesampainya disamping rumah Lina, kemudian terjadilah pertengkaran antara keduanya. Melihat terjadinya pertengkaran tersebut, selanjutnya datang beberapa masyarakat sekitar TKP untuk melerai pertengkaran tersebut.
Setelah dilerai, selanjutnya Pattas duduk didepan rumahnya. Beberapa saat korban duduk didepan rumahnya, tiba-tiba korban lemas dan jatuh pingsan dari kursi. Melihat korban jatuh pingsan, kemudian saksi Edison Nainggolan dan Dedi Sihombing membawa korban ke puskesmas Sarulla.
Setelah diperiksa, kemudian pihak puskesmas Sarulla menyatakan, korban telah meninggal dunia. "Setelah dinyatakan meninggal, Polisi masih melakukan visum et repertum untuk memastikan penyebab kematiaannya," ungkap Sutomo.
Lebih jauh, Sutomo mengatakan, kasus ini masih tahap penyelidikan dan pengumpulan keterangan saksi-saksi, serta jasad korban telah diserahkan kepada pihak keluarga. "Kita tunggu saja hasil otopsi," ujarnya. (als)