Rosita Vikawidia (kiri) dan Desi Novita (kanan) rela berjalan kaki mengitari wilayah Kota Bekasi untuk berjualan produk selama mengikuti program KSE Enterpreuneur Academy Camp II Batch 3. PALAPA POS/Nuralam

Belajar Jadi Pengusaha, Mahasiswi Asal Bandung dan Aceh Nekad Jalan Kaki dari Kota ke Kota

BEKASI - Di era serba digital ini, kalangan masyarakat seakan dimanjakan dengan kemajuan teknologi, termasuk dalam memperoleh ilmu enterpreuneurship yang bisa ditempuh secara instan, cukup dengan mengklik google pada gadget yang dimiliki dan langsung tersaji materi yang diinginkan.

Berbeda dengan kebanyakan masyarakat lainnya, puluhan mahasiswa dan mahasiswi yang mendapat beasiswa dari Karya Salemba Empat (KSE), nekad berjalan kaki dari kota ke kota untuk menimba pengalaman dalam mengembangkan potensi berwirausahanya.

"Ini hari kelima bagi kami untuk menimba ilmu dan wawasan. Kebetulan ini adalah hari terakhir KSE Enterpreuneur Academy Camp II Batch 3," kata Rosita Vikawidia, mahasiswi yang berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, saat dijumpai PALAPAPOS di Wisata Kuliner GOR Kota Bekasi, Jumat (30/8/2019).

Menurut mahasiswi yang duduk di semester 3 ini, keseruan dalam mengikuti program yang dicanangkan oleh KSE. Vika sapaan akrabnya mengatakan, ia dan rekan-rekannya dididik untuk menjadi enterpreuneur yang tangguh dan memahami situasi sosial.

Uniknya dalam program ini, para mahasiswa dan mahasiswi dilepas di tiga kota, yakni Kota Bandung, Purwakarta dan Kota Bekasi tanpa dibekali uang dan alat transportasi, melainkan hanya berbekal produk unggulan dari berbagai daerah mahasiswa/i itu berasal, seperti Kopi Gayo dari Aceh, Madu Asli dari Banten, aksesori dan fashion wanita dari Bandung dan produk lainnya.

"Semua ada 41 orang dan dibagi menjadi 5 kelompok atau perusahaan. Kita semua dididik, seolah menjadi pemilik perusahaan atas produk yang kami pegang saat ini. Kami dituntut bertanggungjawab atas perusahaan yang kami miliki, ya salah satu cara agar perusahaan stabil, kami terjun ke lapangan untuk menjual produk. Seru dan sedihnya, kita semua tidak boleh membawa uang, ATM, dompet dan lainnya. Kita harus bertahan hiduo dengan modal produk ini," terang Vika.

Hal sama juga diungkapkan Desi Novita. Mahasiswi asal Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini mengaku mendapat pengalaman lebih dalam aspek sosial, karena ia terjun langsung ke beberapa kota yang memiliki kultur dan sosial masyarakat yang berbeda.

"Memahami realitas sosial itu sangat penting pada saat kita memimpin sebuah perusahaan. Kita akan tahu dan paham terhadap kondisi karyawan yang kita miliki serta memahami pola dan strategi membesarkan perusahaan. Program ini benar-benar mendidik kami seolah dalam kehidupan nyata memiliki perusahaan," terang Desi.

Kendati kedua mahasiswi ini baru 2 hari berada di Kota Bekasi, namun keduanya mendapat wawasan dan kesan yang menarik.

"Kita senang ada disini karena orang-orangnya simple, ada yang keras dan ada yang baik sekali. Kita juga mengucapkan terima kasih kepada Dinas Sosial yang mengizinkan kami tidur di masjid. Semoga pengalaman ini membuat kami menjadi enterpreuneur yang tangguh," tutupnya. (lam)

Previous Post Gunakan Mikroba Google, Bawang Merah Pertanaman di Taput Layak Ekspor
Next PostTersangka Sekda Jabar Iwa Karniwa Ditahan KPK Terkait Kasus Korupsi Meikarta