
Wahana permainan air 'Super Nine' yang sepi pengunjung padahal musim libur sekolah, kuat dugaan wisatawan enggan bermain disana karena kualitas air Danau Toba semakin mengkhawatirkan akibat Kerambah Jala Apung milik perusahaan seperti PT Aquafarm 'Regal Spring Indonesia', PT Japfa dan bahkan milik pengusaha lainnya di kawasan Danau Toba. PALAPA POS/Jes Sihotang
Arena Permainan Air Super Nine Water Fun Lake Toba Berbiaya Rp 9 Miliar Kurang Peminat
PARAPAT- Arena wahana permainan Super Nine (Super9) yang hampir setahun mengapung di hamparan Danau Toba Parapat, tepatnya di bibir pantai Siantar Hotel Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut, ternyata berbiaya Rp 9 miliar dan secara reami dibuka pada bulan Juli 2018, masih minim pengunjung dan kurang peminat.
Arena permainan air itu adalah milik Adil Anwar alias Atek dengan membuat berbagai jenis permainan wahana air sambil mengapung sekitar 100 unit jenis permainan, dengan memakai pelampung standart internasional yang mampu mengapung hingga 24 jam di sekitar Danau lokasi permainanan.
Namun hampir setahun lebih rena ini kurang dikung diminati wisatawan lokal dengan berbagai alasan, selain terlalu tiket dan sewa alat terlalu mahal juga karena kualitas air Danau Toba kian hari semakin jelek.
Hal itu disampaikan Dimas Sanjaya (35) bersama teman-temannya Warga Polonia Medan, di salah satu Resto Singgalang Parapat, Jumat (28/6/2019), sembari mengurungkan niatnya bermain wahana tersebut.
“Kita 'jadi segan' mandi sambil bermain di Danau Toba kita ini, sebab hampir diberbagai sudut kerambah Jala Apung terlihat jelas di kawasan wisata kita itu. Kita gak usah sebut nama perusahannya, atau nama pemilik KJS nya, bukannya makin berkurang tapi justru bertambah, nah pemilik dan pengusaha jenis wahana seperti ini sudah pasti berpengaruh dengan ribuan Kerambah Jala Apung tersebut, karena kita sudah gak yakin lagi dengan mutu baku dan kualitas air Danau ini,” kata dia.
Juli 2018lalu, niat Atek membangun arena permainan air ini, memiliki tujuan tertentu, selain melayani wisatawan yang berkunjung dengan kehausan arena bermain di Danau Toba, pihaknya juga mendukung pertumbuhan dan pembangunan Pariwsiata Danau Toba secara umum yang kini masih dalam proses ditangan Badan Otorita Danau Toba (BODT).
Namun pihak BODT sampai kinipun masih belum 'matang' dan justru kerab menghadiri rapat-rapat di hotel dan seremoni lainnya.
“Sehingga dukungan untuk para pengusaha sepertinya masih belum terjangkau, walau janji manis mendatangkan pengusaha membangun wisata kita, semua solah masih ibarat berselancar di dunia maya,” kata salah seorang warga M Sinaga di Pantai Bebas Parapat. (jes)