
Kawasan Dermaga Ajibata Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa, yang bakal direhabilitasi kembali dan pembangunannya akan ditingkatkan, namun fenomena pembangunan benilai Rp24.7 miliar lebih itu, justru menimbulkan ketimpangan sosial diantara warga yang kurang mampu. PALAPAPOS/Jes Sihotang
Proyek Peningkatan Dermaga Ajibata Sedot APBN Sebesar Rp 24,7 Miliar
TOBASA - Sejumlah proyek segera dikerjakan dikawasan Dermaga Ajibata, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, dan diperkirakan menggunakan anggaran APBN sebesar Rp24.718.020.000 untuk enam klaster pekerjaan, seperti Pos Jaga, Toilet, Terminal dan Kantor Pelabuhan, Ruang Gengset, Signpost Laut dan Darat, serta sebuah Masjid senilai Rp213.709.000.
Meski begitu, rencana pembangunan ini justru menuai kritik karena skala klaster utama sebagai pokok pembangunan justru melempem dari kesepakatan bersama masyarakat setempat, terlebih warga lokal yang sudah puluhan tahun mempertahankan hidupnya sebagai pedagang, yakni para pemilik kios diseputar dermaga/terminal Ajibata.
Hal itu akibat dari 35 kios yang direncanakan, diduga hanya direncanakan dibangun sebanyak 15 kios. "Jelas kami tidak terima, sebab kurang maksimal dari total pemilik kios, pemilik rumah makan dan bisnis lainnya disana," ujar P Sirait (55), salah seorang warga Ajibata, Selasa (16/7/2019).
Lebih jauh, ia pun menyampaikan, bahwa Bupati Tobasa sepertinya tidak berpihak kepada masyarakat kecil, pedagang kecil dan lupa akan janjinya untuk ‘Menghebatkan Tobasa’.
"Dimana hebatnya?. Apakah dengan pembangunan Masjid di sekitar terminal/dermaga Ajibata ini, Tobasa Hebat?. Dan apakah Bupati kita yang bakal ikut Pemilukada tahun 2020 ini sudah tidak membutuhkan kami lagi?," kata Sirait berkeluh kesah.
Sebelumnya, sejak kehadiran KMP Fery Ihan Batak, warga sekitar dermaga Ajibata khususnya dekat terminal Ajibata sangat bahagia dengan harapan bakal dapat meningkatkan perekonomian warga setempat.
Namun dibalik itu, ternyata mengusung kekecewaan terlebih membaca beberapa item (klaster) proyek yang bakal dibangun disekitar Terminal Ajibata, sekaligus menggusur tempat dimana kita mencari nafkah selama ini," jelas Boru Manurung.
Selain itu, beragam akun Facebook juga diramaikan dengan ‘penampakan’ lembaran kertas berisikan kelas proyek yang bakal dikerjakan, termasuk harga satuannya dari rekapitulasi daftar kuantitas harga, untuk rehabilitasi dan peningkatan dermaga danau Ajibata tahap III tahun anggaran 2019.
Diketahui, untuk persiapan proyek saja bakal memakan biaya Rp182.325.000, pembuatan platform ukuran (72x10)m2 Rp665.626.975, pekerjaan dua unit pelindung movable bridge Rp118.334, Pembuatan Pos Jaga Rp91.297.362.77, Pembangunan Mesjid Rp213.709.039,Toilet Rp117.387.197, Terminal dan kantor Rp3.271.170.669, Ruang Genset Rp36.817.043, Signpost Laut dan darat Rp57.487.009.
Selanjutnya, Arena parkir umum Rp701.681.956, Parkir Bus dan Lapangan Tunggu Rp580.000.000, pekerjaan Solar Cell Rp965.000.000, pembuatan rambu Suar Putih 10 meter Rp580.000.000. Lalu ada juga pekerjaan pembuatan dermaga dari ponton baja Rp9.916.289 dan Pekerjaan akhir Rp250.200.000. Maka total APBN yang disedot proyek dermaga dan terminal Ajibata tahap ke Tiga ini digunakan Rp24.718.020.000 dipotong PPN 10 persen sebesar Rp2.247.092.812.
Sementara itu, kaum muda Ajibata yang juga pentolan NBA Ajibata, Irwan S, menyampaikan harapannya kepada Bupati Tobasa Darwin Siagian. "Sejatinya pak Darwin itu berpihak kepada masyarakat bukan melulu berpihak ke pusat. Artinya, kearifan dan kebutuhan hidup warga lokal disinipun harusnya dipertimbangkan dalam format pembangunan ini. Bukankah pembangunan ini demi kesejahteraan masyarakat?,”, tegas Irwan.
Hingga berita ini dikirimkan ke redaksi, Bupati Tobasa Darwin Siagian belum berhasil dikonfirmasi terkait proyek tahap tiga di daerahnya (Ajibata Tobasa) yang didalamnya juga termasuk pembangunan Masjid. (jes)