Penyertaan Modal APBD Disebut Bikin Malas Direksi PDAM Tirta Patriot
BEKASI - Direktur Center Budget for Analysis, Uchok Sky Khadafi menyebut penyertaan modal APBD Kota Bekasi kepada PDAM Tirta Patriot membuat jajaran direksi malas untuk mengembangkan usaha berjenis air tersebut.
Uchok juga menilai besarnya penyertaan modal setiap tahun dari APBD merupakan pemborosan tidak relevan untuk dikeluarkan.
“Pengeluaran dengan pendapatan tidak seimbang. Seharusnya dengan adanya penyertaan modal bukan membuat direksi menjadi manja, tetapi berupaya agar mampu mandiri dan menghasilkan manfaat bagi peningkatan PAD Kota Bekasi,” kata Uchok saat dikonfirmasi, Jumat (1/11/2019).
Alumni PMII ini mengurai, pendapatan dari 2017 yakni sebesar Rp 66,1 miliar dan 2018 hanya sebesar Rp 72,3 miliar terbilang kecil. Jika diakumulasi kenaikan didapat hanya sebesar Rp 6,2 miliar. Sementara beban pengeluaran pegawai setiap tahunnya mencapai Rp 26 miliar.
“Beban usaha sangat besar sekali. Ini benar-benar suatu pemborosan. Coba dilihat, beban usaha untuk pegawai PDAM Tirta Patriot setiap tahun harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp 26 miliar, sehingga harus mendapat penyertaan modal sebesar Rp 20 miliar. Ini benar-benar membuat manja direksi,” beber Uchok.
“Penyertaan ini membuat pimpinan PDAM senang dan bisa bisa pesta pesta dengan uang sebanyak itu tanpa memikirkan bagaimana PDAM agar bisa berkembang dan mendapat penerimaan lebih besar,” ketusnya.
Baca Juga: DPRD Kota Bekasi Didesak Audit Dana Plesiran PDAM Patriot TA 2018
Lanjut Uchok mengungkapkan penyertaan modal sejak 2011 hingga 2018, yang mencapai Rp 186 miliar merupakan bentuk pemborosan tidak berujung.
“Ini semua belum termasuk penyertaan dari pusat. Angka penyertaan sebesar ini seharusnya bisa membuat PDAM mandiri. Jika terus dibiarkan, PDAM Tirta Patriot bisa terindikasi menjadi sarang kolusi, korupsi dan nepotisme,” tandasnya. (lam)