
Bupati Taput Nikson Nababan didampingi Kadis Ketahanan Pangan Longgos Pandiangan dan Kadis Kesehatan dr Janri Nababan saat memberikan bantuan pangan ke penderita gizi buruk dan kurang. PALAPAPOS/Alpon Situmorang
Penderita Gizi Buruk di Taput Menurun
TARUTUNG - Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara, penderita gizi buruk setiap tahunnya ditekan menurun. Dari 72 penderita gizi buruk tahun 2017 ditekan menjadi 25 kasus.
Berkaitan mendukung penutasan kasus gizi buruk kepada Balita, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan menyerahkan bantuan gizi buruk dan gizi kurang kepada 30 orang balita bertempat di rumah Dinas Bupati, Tarutung, Senin (15/1/2018).
Didampingi Kadis Ketahanan Pangan Longgos Pandiangan dan Kadis Kesehatan dr Janri Nababan, Nikson menyerahkan bantuan berupa beras, gula, susu, kacang hijau dan biskuit. Tidak hanya bantuan dari instansi, Nikson terbuka secara pribadi juga memberikan bantuan untuk meringankan beban orang tuanya.
"Bantuan ini sifatnya tidak terus menerus, orang tua juga harus bekerja keras untuk peningkatan kesejahteraan keluarga," katanya.
Nikson meminta para orang tua agar selalu berdoa, bekerja keras dan menjaga kesehatan terutama memiliki perencanaan keluarga yang baik agar tidak ada lagi balita gizi buruk di Tapanuli Utara.
"Saya minta pasangan subur ber-KB dan juga bagi yang sudah punya anak banyak stop dululah. Kasihan anak-anak nantinya pemenuhan gizi maupun masa depannya terganggu. Tidak ada lagi falsafah banyak anak banyak rejeki, tapi dua anak cukup tapi masa depannya terjamin," katanya.
Sementara itu, Kadis Ketahanan Pangan, Longgos Pandiangan mengatakan, bantuan pangan bagi penderita gizi buruk dan kurang gizi merupakan salah satu program pemerintah pusat yang disambut dan ditindaklanjuti Bupati Nikson Nababan.
"Bupati Nikson sangat mendukung agar bantuan pangan diarahkan ke keluarga rawan pangan sehingga terhindar dari gizi buruk dan kurang gizi," katanya.
Kadis Kesehatan dr Janri Nababan mengatakan, penerima bantuan pangan dari Bupati Nikson Nababan buka seluruhnya gizi buruk tapi ada kurang gizi. Dikatakannya, melalui posyandu penderita gizi buruk dan gizi kurang tetap senantiasa ditekan melalui pemberian makanan tambahan.
"Kita sudah tekan penderitanya tapi juga dibutuhkan kerjasama orang tua agar memberitahukan serta membawa anaknya ke posyandu agar dipantau perkembangannya sehingga dapat ditanggulangi bila ada kasus," katanya.
Banyak faktor penyebab gizi buruk, bisa saja karena orang tua yang cerai sehingga tidak fokus mengurus anaknya, faktor ekonomi dan juga dari lahir sudah kurang pertumbuhannya," Bila tidak kita genjot terus penderita gizi buruk pasti tidak akan turun namun tetap butuh kerjasama orang tuanya," tukasnya.
Kabid PKM Nora Nababan membenarkan terjadinya angka penurunan penderita gizi buruk dari 75 kasus menjadi 25 kasus.
Balita dikategorikan gizi buruk, yakni bila berat badan lahir kurang, bisa penyebab penyertaan yakni dari lahir batuk sehingga tidak maksimal makan atau ASI serta adanya permasalahan keluarga salah satu faktor yang cukup mempengaruhi gizi anak.
"Kita tetap berupaya mengentaskan gizi buruk di Taput, tapi tetap juga orang tua harus mendukung dengan rutin membawa anaknya ke Posyandu untuk diperiksa. Dan juga orang tua dapat memenuhi kebutuhan gizi anaknya, tidak harus mahal tapi dapat memanfaatkan pekarangannya untuk sayuran dan buah-buahan," tukasnya. (als)